Mohon tunggu...
Krisna Wahyu Yanuariski
Krisna Wahyu Yanuariski Mohon Tunggu... Jurnalis - Pendongeng

Enthos Antropoi Daimon (Karakter seseorang ialah takdirnya)- Herakleitos Seorang cerpenis di kompasiana, ia juga penulis buku "Fly Away With My Faith", juga seorang Mahasiswa UIN SATU Tulungagung, ia juga jurnalis dan kolumnis di beberapa media. Instagram @krisnawahyuyanuar W.a 081913845095

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

See You Later

22 Mei 2023   01:53 Diperbarui: 22 Mei 2023   02:01 270
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelumnya sudah berapa lama keramaian ini tak berhenti- henti. Sejak kau memutuskan pergi jauh dari rumah ini, ruang tamunya tak berhenti bergejolak, aku tahu adele, hatimu tak selalu teguhkan?.

Tetapi mau apa lagi matahari terbit menjemputmu di negeri asing, kau tidak memiliki siapapun setelah kedua orang kesayanganmu terbaring di pemakaman.

Aku tahu kau ingin melarikan diri, dari kota kesepian ini, jauh mengembara mencari kehangatan di hatimu. Tetapi, bagaimana lagi, aku David hanyalah teman yang setia mendengarmu, berulang- ulang kali cerita.

Aku bukan siapapun di matamu, tetapi setelah kau pergi jauh, harum keringatmu tidak lagi tercium pula. Semakin ramai rumah ini, tak tahu harus bagaimana.

Aku yang terduduk di teras melamun kehidupan yang kian mengenaskan. kau hidup sebatang kara, sedangkan aku hidup dengan satu- satunya saudara, yakni adik kecilku berumur 10 tahun. Aku memang akhir- akhir setelah kau bingung mau cerita kemana, aku sibuk bekerja. Menjadi pelayan di kafe, hanya untuk mencari penghidupanku dan adik ku, lagian ketika ada uang sisa aku selalu memberikanmu Pizza kesukaanmu adele.

Tetapi kini setelah kepergianmu, kau tak mengerti diriku, aku tak mengerti dirimu, lantas bagaimana kita harus bercerita kembali?. Seperti kedua burung yang berkicau menceritakan padi yang matang menguning.

Tanpa dikira, tanpa ditebak, angin kabar melesat di media komunikasi, katanya kau telah sukses, menjadi seorang pianist handal, kau membawakan lagu yang menyentuh rumah ini. "Not You" Judulnya, perlahan- lahan tapi pasti harapanku hanya ingin bertemu denganmu.

Aku yang hanya seorang barista ini, hanya berdiam diri disini berharap kau dapat mengingatku lagi, walau sebenarnya kau tidak butuh itu. Ketika Malam mulai tiba, seorang pengantar surat memberikan ku sebuah surat, dan aku bahagia, aku menebaknya ini pasti dari dirimu.

Benar saja, ketika aku buka, keharuman itu membekas dalam setiap goresan tintanya. Kau mengajakku untuk bertemu di sebuah pantai. Baiklah saat yang tepat untuk mengatakan keadaan rumah ini, walau aku berada dalam kebimbangan, kau akan membakar rumahku atau menghiasinya.

Esoknya, pukul 16.00 pm pagi di pantai Lost Angels, aku menunggumu dengan jaket polo yang ku pakai seperti biasanya, memang aku hari ini tidak memiliki baju baru untuk menyambutmu, tetapi yang ku inginkan hanya dirimu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun