Mohon tunggu...
Krisna Wahyu Yanuariski
Krisna Wahyu Yanuariski Mohon Tunggu... Jurnalis - Pendongeng

Enthos Antropoi Daimon (Karakter seseorang ialah takdirnya)- Herakleitos Seorang cerpenis di kompasiana, ia juga penulis buku "Fly Away With My Faith", juga seorang Mahasiswa UIN SATU Tulungagung, ia juga jurnalis dan kolumnis di beberapa media. Instagram @krisnawahyuyanuar W.a 081913845095

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Birokrasi Cinta yang Tersembunyi

11 Januari 2023   11:58 Diperbarui: 2 April 2024   18:05 283
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak  Quotes mengatakan "Sejarah bagi para pemenang kekuasaan", tetapi menurutku sejarah pemenang adalah menemukanmu, yang lebih sulit dari membentuk idealogi, menenggelamkan Imperialisme.

Hari- hari aku lebih menyukai membaca, entah membaca keadaan atau membaca buku, Nicolo Machiavelli, merupakan tokoh yang paling aku kagumi, dari pemikiranya bahwa kekuasaan adalah kemunafikan yang ditonjolkan.

Dimana aku dan dirimu Sri, ibarat ruang yang saling menghegemoni, kepentingan diri kita sendiri, kita tidak menemukan ruang sunyi untuk kita berdawai, menari- nari, untuk cinta yang eudaimonia.

Aku Sartono, memang tidak seperti biasanya, laki- laki yang idealis di mata perempuan. Aku seorang jurnalis ndeso yang ingin menyelam di dunia yang indah di lautan kata- kata.

Memang aku bukan dari golongan darah kaum priyayi atau santri yang digagas Clifford Geertz, tetapi aku hanyalah aku yang hanya dapat mengagumimu, kamu sebagai wanita organisatoris.

Sebenarnya aku adalah mahkluk paling introvert, apapun ku sembunyikan yah seperti administrasi keuangan, yang digelapkan, tanpa ada transparasi. Itulah aku aku menyembunyikan luka, untuk menjadi sosok yang dapat menginspirasi.

Tetapi kekuasaan yang mana dapat aku pegang, bila akuntabilitas public, mulai tergeser dan karam. Memang terkadang aku berlebihan menyukai minat bacaan kekuasaan, tapi kekuasaan untuk kita berkuasa, berdua . Dimana rakyat tidak perlu berkoalisi atas komitmen kita.

Sri, riwayatmu konon mahasiswi tercantik jurusan komunikasi, Universitas Indonesia, banyak yang mendambakanmu, dan ngefans banget sama dirimu, dari wajahmu yang mengumbar keanggunan dan kecantikan, seperti- seperti mengumbar citra dari seseorang  yang ingin menjadi penguasa.

Padahal citra, dan kecantikan itu mitos, yang benar adalah karakter, Yah, betul. Kamu ingin aku menguasai hatimu kan?, tetapi apakah aku perlu konsolidasi rasa agar kita tetap terus bersama?

Walau hanya sebagai teman, tetapi itu menurutku lebih dari sekedar gelar jabatan, yang terlalu nepotis. Dan tidak usah menunggu kapan suara hati ini akan didengar olehmu, tetapi akan ku pastikan gerakan gerilya ini akan membuat revolusi dan menjatukah hatimu. Tidak akan lama.

Sri, sebenarnya kamu terlalu primadona hanya untuk aku yang biasa. Tetapi demi semangat kapitalis sartono yang ingin merasakah hangat tubuhmu, apun ingin aku lakukan.

Memang hari ini aku sedikit tertindas, oleh citramu yang menggema- gema, di kampus. Tetapi aku akan tetap bersikukuh untuk membangun birokrasi cinta di hati kita berdua, seperti Tan Malaka yang mengganti- ganti nama untuk gerilya, seperti itu juga aku ingin mengganti- ganti kata untukmu jua.

Albert Camus pernah mengatakan, bahwa pedang yang paling ampuh untuk meruntuhkan kekuasaan ada dua, satu pedang dan kedua pikiran. Dengan pikiranku dan pedang kata, aku buktikan sri, hatimu akan menjadi milikku.

Meski saat ini temanmu David yang memiliki atribut organis, lebih kau sukai. Yang gila dan mabuk akan kekuasaan, memang pengalamanya lebih jauh dariku, Tetapi Tuhan Maha Membolak- balikan kekuasaan juga perasaan.

Tidak akan lama David akan menjadi boneka politik, ditengah arus romantisme dariku yang menyuarakan pena kata.

Memang seorang Sartoni ini, hanya menempuh pendidikan sekolah menengah saja. Dan aku tahu kabar semua ini dari temanku yang kuliah disana. Dan aku bertemu denganmu dalam event kampus "Building Character with Poetry" dan saat itu kedua matamu menusuk hatiku, membuat jantung berdegub kencang, dan kau seorang Master of Ceremony dalam acara itu. Walau saat aku akan naik kepanggung kita sempat berbicara sedikit tetapi dari raut wajahmu, tersimpan seperti luka yang sama, seperti aku rasa.

Aku yakin kita akan lebih cocok jika bersama, karena kamu wanita yang suka bergerak dalam kepanitiaan, aku yakin banyak tekanan yang pastinya kau rasakan. Dan aku hanya seorang penyuka buku, dan sering kali hanya mengamati, tetapi perlahan- lahan kita akan pasti saling memahami.

Tahun 1996 aku yakin sri kita akan segera bertemu, dalam demonstrasi masa, aku ingin kamu, berdua sejenak meninggalkan orde baru yang akan binasa.

Kita akan minum es teh, menikmati mie ayam dipinggiran jalan, sebagai rakyat jelata yang penuh harmoni dan asmara akan cinta. Walau masih dua tahun ini aku akan bersaing denganya. Ku yakin aku pasti bisa Sri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun