Mohon tunggu...
krisnanto adi sulaksono
krisnanto adi sulaksono Mohon Tunggu... -

no comment

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Makna Cinta Karena Rasa untuk Dia Sang Pencipta

12 Maret 2014   08:47 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:02 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cinta antar dua insan manusia, memang terasa sulit dan penuh dengan luka, derita, bahkan kecewa, Sampai nyisahkan pilu untuk tiap kisah kehidupan, bahkan catatan sejarah banyak mengimpulkan dari sudut pandang berbeda bahwa cintalah yang sudah merubah dunia.

Cinta, sesuatu yang bisa dirasakan namun tak mampu diartikan, walau ribuan kali terungkap faktanya hanyalah sesuatu yang tersurat, bahkan tersirat. Akan tetapi bagi para pecinta, menganggap makna suatu cinta tak bisa dibandingkan dengan sebuah perwujudan dalam bentuk materiil apapun.

Tiap kali berbicara tentang cinta, kisahnya slalu jadi sangat special dan indah di dalam sebuah realita hidup yang kerap diperankan oleh tiap tokoh - tokoh dengan jalan cerita yang berbeda, dan dengan cara yang berbeda – beda pula. tetapi kemungkinan, ada juga sejumlah kecil dari jutaan manusia yang sama sekali tak kenal dengan rasa mencintai, tapi hal itu juga tak memastikan apa - apa karena manusia dan perasaan itu adalah satu.

Sampai pada tahap manusia untuk mempelajari hakikatnya, ada yang mengatakan cinta adalah suatu bentuk pengajaran yang artinya hidup dan kehidupan para hamba sehingga tak ada yang mampu menyamai cinta atas kuasa dunia sampai pada satu kesimpulan dunia adalah fana, hingga menempuh sisi ketuhanan dalam hati manusia, begitu pula dengan pikiran, tak berdaya, bukan pada sebuah perwujudan melainkan sesuatu diluar kuasa dari hidup dan cinta itu sendiri.

Mungkin di kehidupan ini, yang Maha pengasih dan penyayang membimbing cinta yang seharusnya untuk-Nya dan cinta pada dasarnya memang adalah milik-Nya, ataukah mungkin bentuk cinta-Nya selalu terbesit suatu hasrat dan awalnya dari terciptanya adam kemudian hawa, sampai pada kehidupan manusia saat ini. bahkan mungkin juga kedua maknanya adalah benar.

Cinta, jalannya selalu membuka hati atas khalwat. cinta selalu menjadi bukti dari murninya jiwa seorang manusia kepada siapa saja yang dituju olehnya, didalam cinta ada kebaikan, dan didalam kebaikan belum tentu ada cinta, karena kebaikkan baru tahap awal menuju cinta, maka belajarlah mencintai pada sang Maha cinta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun