Mohon tunggu...
Krisna Guntur
Krisna Guntur Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis lepas

Hidup itu seperti skripsi, butuh bimbingan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Lebaran Ala Wong Deso

24 Mei 2020   20:00 Diperbarui: 24 Mei 2020   19:50 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lebaran kali ini berbeda dengan lebaran seperti biasanya. Dampak dari pandemi covid 19 menuntut kita untuk mematuhi PSBB agar memutus rantai penyebaran virus. 

Kalau diingat-ingat, saya merindukan lebaran ala wong deso. Saya tinggal di sebuah perumahan di salah satu kota di Jawa Tengah. Setiap lebaran pasti pulang kampung ke rumah nenek di desa, baik dari desa ibu ataupun bapak.

Seperti biasanya, hari pertama lebaran di kampung orang-orang berbondong-bondong berkunjung keliling ke rumah tetangga, umumnya memakai baju batik dan sarung, dan tak lupa para anak muda dan bapak-bapak sedia rokok beli di warung ataupun rokok 'ting we' alias 'linting dewe' yang berbau khas dengan campuran cengkeh dan menyan.

Tak lupa suguhan yang bertema awal dari sebuah dusta yaitu kaleng roti yang ternyata berisi emping, opak dan rangginang turut menjadi suatu hal yang khas setiap lebaran.

Suasana di kampung-kampung sangat ramai sekali, disambut dengan saling meminta maaf dan bercanda sebentar, di selingi dengan suguhan sirup warna merah rasa frambos. Tak lupa bocah-bocah yang asyik bermain mercon yang membuat orang-orang yang sudah sepuh (tua) terkadang geram karena suara mercon yang tiba-tiba membuat kaget jantung.

Hari kedua dilanjutkan dengan keliling bertemu dengan saudara yang rumahnya tidak se-desa. Orang-orang di kampung berbondong-bondong pergi, ada yang menaiki mobil pick up andalan, ada yang naik mobil angkutan umum, mobil kotak, ataupun touring menggunakan motor tanpa menggunakan helm.

Suasana seperti ini yang sangat saya rindukan setiap tahun, karena hanya terjadi sekali dalam setahun. Namun, tahun ini kita mencoba untuk belajar sabar dengan stay at home karena ini merupakan keputusan yang sangat bijak.

Semoga wabah pandemi covid 19 segera berakhir dan tahun depan kita semua masih diberikan kesempatan untuk menyambut hari raya idul fitri dengan pulang kampung dan berkunjung keliling ke rumah saudara-saudara kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun