Mohon tunggu...
Krisna Aditya
Krisna Aditya Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Menulis dan melihat apa yang sedang terjadi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Bandung dan Gedung Sate yang Tak Akan Terpisahkan

28 Juli 2022   10:31 Diperbarui: 28 Juli 2022   10:34 1182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: dirgantaracarrental.com

JAKARTA -- Jika menelisik peninggalan Belanda di Kota Bandung, Gedung Sate adalah salah satu yang begitu mencolok. Gedung yang begitu ikonik ini menjadi suatu nilai sejarah bagi warga Jawa Barat yang masih berdiri kokoh sampai saat ini.

Pembangunan Gedung Sate dilakukan di masa Kolonial Belanda, lebih tepatnya pada 27 Juli 1920. Perancang Gedung Sate terdiri dari beberapa pihak yang diminta untuk menonjolkan unsur tradisional nusantara di dalamnya. Perancang -- perancang tersebut diantaranya adalah Ir. J. Gerber, Ir. Eh. De Roo, dan Ir. G. Hendriks yang merupakan arsitek dari sekolah Belanda yang ada di Belanda.

Gedung Sate disebut sebagai salah bangunan yang kaya akan budaya. Sebutan ini tidak lain tidak bukan diberikan karena dalam pembangunannya memadukan konsep dari Moor Spanyol, model atap mengadopsi Pura di Bali dan Pagoda di Thailand, dan juga yang tidak kalah mewah adalah model Rennaisance Italia.

Pembangunan Gedung Sate merupakan salah satu program yang dirancang pemerintahan Hindia-Belanda. Awalnya ditujukan untuk pusat pemerintahan untuk menggantikan kota Jakarta yang kala itu masih bernama Batavia.

Tidak tanggung -- tanggung, pembangunan gedung yang memadukan berbagai macam konsep dari Asia hingga Eropa ini dilakukan oleh 2.000 perkerja dan 150 pemahat yang memakan waktu 4 tahun lamanya.

Setelah selesai pembangunan, Gedung Sate digunakan oleh pemerintah Hindia Belanda di Bandung sebagai pusat aktivitas Departemen Lalu Lintas dan Pekerjaan Umum.

Setelah usai masa penjajahan Belanda, Gedung Sate Bandung kembali digunakan oleh pemerintah Provinsi Jawa Barat pada tahun 1980 sebagai Kantor Gubernur Jawa Barat. Sebelum digunakan kembali, Gedung Sate mengalami pemugaran untuk digunakan sebagai tempat bagi Anggota DPRD Provinsi Jawa Barat menjalankan tugas.

Dualisme Fungsi Gedung Sate

Sumber: liputan6.com
Sumber: liputan6.com

Seperti yang sudah kita ketahui bersama, pada akhirnya, Gedung Sate di Bandung ini menjadi tempat Wisata yang berada di Kota Bandung dan tidak pernah sepi.

Gedung Sate mempunyai ciri khas yang unik, yaitu ornamen 6 tusuk sate yang ada di atas menara sentral. 6 tusuk sate ini melambangkan biaya pembangunan yang berjumlah 6 juta Gulden.

Seiring berkembangnya teknologi, pemerintah memberikan fasilitas yang menarik untuk pengunjung yang berminat main -- main di Kota Bandung, seperti ruang teater mini, tempat ibadah, area parkir, tekonologi canggih, kacamata virtual reality, dan toilet.

Ruang teater mini yang ada di dalam Gedung Sate menyajikan tontonan menarik mengenai sejarah Kota Bandung bahkan kejadian yang begitu mendalam di Provinsi Jawa Barat.

Menariknya, karena megahnya bangunan dan desain yang menarik dari berbagai budaya, ini menjadi sebuah fasilitas wisata yang akan didapat. Spot wisata ini merupakan tempat yang cocok bagi turis lokal maupun internasional yang menggemari dan sedang merancang pembangunan karena menyajikan edukasi arsitektur dan sipil.

Dengan bangunan yang megah dan bersejarah bagi Indonesia, saat ini Gedung Sate dibasi dengan biaya tiket masuk yang sangat amat terjangkau, yaitu Rp 5.000 dan dibuka dari Selasa hingga Minggu, mulai pukul 09.30 - 16.00.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun