Ilmu psikologi adalah ilmu yang berkembang pesat sejak hadirnya ilmu ini di tahun 1879. ilmu ini hadir ketika Wilhelm Mundy mendirikan sebuah laboratorium psikologi di Jerman.
Salah satu aliran dalam ilmu psikologi tersebut adalah konsep kepribadian. Dalam konsep kepribadian ini akhirnya muncul suatu aliran yang disebut dengan aliran psikoanalisis.
Pemahaman psikoanalisis ini dihadirkan oleh tokoh yang bernama Sigmund Freud. Di dalam teori ini, Freud menegaskan bahwa teori ini menjelaskan suatu hakikat dan perkembangan kepribadian.
Teori psikoanalisis ini mengutamakan beberapa unsur di dalamnya, seperti motivasi, emosi, dan aspek - aspek internal lainnya. Teori ini berasumsi bahwa kepribadian berkembang ketika terjadi konflik dari aspek yang ada dalam psikologisnya.
Freud di dalam teori memahaminya  kepribadian manusia didasarkan pada pengalaman dengan pasien, analisis tentang mimpinya, dan bacaannya yang luas tentang beragam literatur ilmu dan kemanusiaan.
Psychonalysis picture the mind as part conscious and part unconscious. We all have an unconscious, a realm from which feelings well up or thoughts emerged unexpectedly (Ryan, 2012) .Â
Berarti disini di setiap diri manusia kita memiliki sesuatu yang mengontrol suatu operasi dalam bentuk kesadaran maupun ketidaksadaran. Namun, disini kita tidak dapat memberi kontrol terhadap hal itu.
Dalam psikoanalisis, hal ini dipercaya sebagai tempat buang "sampah" (perasaan, keinginan, dan pikiran sadar), karena ego kita tidak dapat menerima karena berbagai alasan yang ada.
Sebelum menggali lebih dalam dan jauh mengenai hubungan antara psikoanalisis dan tokoh dalam sebuah film, sebaiknya kita mengenal tiga struktur kepribadian dalam teori Psikoanalisis Sigmund Freud ini.
Id, Ego, dan Super Ego
Id (Das Es)