“Banyak kelompok seni yang mengabaikan publisititas, sehingga terkadang kegiatan seni tersebut tidak terekspose oleh media” ujar Octo Lampito
Agenda dialog budaya yang di selenggarakan oleh DKKY (Dewan Kebudayaan Kota Yogyakarta) berlangsung meriah. agenda yang di laksanakan di Ndalem Gamelan, Panembahan, Kraton, Yogyakarta ini mengangkat tema “Publisitas Karya Budaya” dengan narasumber Drs. Okto Lampito, M.Pd selaku pimpred dan pers nasional dan RM. Donny S. Maganada, S.Si,M.B. Agenda dialog budaya ini dibuka dengan tari gambyong yang di mainkan oleh Ajeng, Nindya, dan Sely mereka adalah penari cilik yang akan meneruskan seni tari di Yogyakarta.
Antusiasme pengunjung menambah nilai tambah bagi DKKY, diskusi yang diusung oleh DKKY ini memang memilih tema yang sangat menarik hingga mendatangkan beberapa orang penting seperti Tedjo Badut dan seniman-seniman yang turut andil dalam acara ini. Agenda yang telah di laksanakan hingga ke 16 kali ini memang sangat penting bagi perkembangan budaya di Indonesia khususnya di Yogyakarta. Semakin banyak warga mengetahui dan paham akan publisitas kegiatan budaya semakin meningkat pula masyarakat yang akan mengetahui budaya kita yang tentunya akan membawa dampak yang sangat bagus. Menarik wisatawan lokal dan mancanegara tentu dapat meningkatkan pendapatan baik dari pemerintah maupun masyarakat itu sendiri.
Publisitas seni melalui media massa kini sangat penting dan dianjurkan, karena memang era globalisasi tumbuh dan berkembang dengan begitu pesatnya. Kebiasaan orang pun sakarang telah berubah, dari dulunya surat menyurat kini telah ada gadget yang lebih praktis daripada surat.
“Kesenian memerlukan penonton, sebagai apresia sekaligus area dialog” Ujar Octo Lampito
Munculnya berbagai alat komunikasi dan media sosial harus kita gunakan dengan bijak dan semaksimal mungkin. Octo Lampito menyebutkan bahwa kini ada media “Mainstream” yang jika kita gunakan dapat secara mudah kita mempublikasikan acara-acara seni kita dengan sangat mudah. Media mainstream yang disebutkan ialah berupa media cetak atau Koran, radio, dan televisi. Beberapa berita terutama acara-acara kesenian seharusnya dipublikasikan melalui media mainstream ini, karena memang penggunannya yang relative banyak dan hampir semua orang mempunyainya.
Selain media mainstream saat ini muncul pula media anti mainstream atau new media ini muncul karena tekhnologi internet seperti situs berita, media sosial meliputi Facebook, twitter, instagram, path, blog, dll. New media ini bisa menjadi tombak dengan sasaran kaum muda yang ada di Yogyakarta. Hampir 85% remaja Jogja memiliki akun media sosial, hingga dapat menjadi media yang sangat efektif untuk publisitas dengan sasaran kaum muda.
Banyaknnya media yang menfasilitasi kini seharusnya semakin mudah untuk para kelompk seni untuk mepromosikan kegiatannya. Namun realitanya sekarang banyak sekali kelompok yang masih mengabaikan publisitas. Pokoke pentas, terserah ada penonton atau tidak begitu kata sebagian kelompok yang belum menyadari pentingnya publisitas. Bahkan pada era sekarang ada pula yang tidak tahu cara publisitas melalui media. hal ini tentu harus diperhatikan, pemerintah harus bergerak mengadakan acara seperti sosialisasi atau dialog. Perlu diketahui pula dengan publisitas dapat membentuk branding karya. Branding bukan lego, namun branding untuk merek yang dapat mengangkat entitas tersebut.
Ada beberapa hal yang perlu diketahui oleh beberapa kelompok seni yang akan mempublish karyanya melalui media. sebuah media sangat menyukai berita yang actual/baru, unik atau aneh, jarak/tempat, ketenaran, konflik, dan darah kemanusiaan. Ada beberapa hal pula yang harus di perhatikan oleh kelompok seni yaitu membangun komunikasi, komunikasi dengan media tentu sangat penting.
Seringkali mereka tidak mengundang atau memberitahu media saat mengadakan suatu acara karena menganggap media sudah pasti akan tahu. Jadi lebih baik kelompok seni yang akan mengadakan acara memberikan undangan untuk media. dan tentu jangan lupa diberi denah lokasi agar wartawan dapat dengan mudah mencari lokasi tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H