Orang Indonesia memiliki kebiasaan unik dan sudah mendarah daging dalam budaya kuliner masyarakat Nusantara. Kebiasaan itu adalah cara makan dengan menggunakan tangan.
Konon, katanya makan dengan menggunakan tangan malah membuat suatu masakan terasa lebih sedap, hingga memacu nafsu makan. Saya adalah salah seorang yang setuju dengan perkataan ini. Makan dengan tangan memang terasa lebih nikmat dan memberikan sensasi yang lebih menyenangkan.
Oleh banyak orang, terutama di Indonesia, ada beberapa alasan yang membuat orang suka makan menggunakan tangan. Ternyata, kebiasaan ini memiliki akar sejarah dan nilai budaya yang mendalam. Saya mencoba merangkum berbagai pendapat terkait makan dengan tangan ini.
Sejarah dan Tradisi
Kebiasaan makan dengan tangan di Indonesia telah ada sejak zaman dahulu, jauh sebelum alat makan seperti sendok dan garpu diperkenalkan oleh pedagang Eropa pada abad ke-16. Pada masa itu, masyarakat Indonesia mengandalkan tangan mereka untuk menikmati makanan.
Saya mengutip dari laman Kumparanfood, pendapat Prof. Dr. Ir. Murdjiati Gardjito, seorang ahli ilmu dan teknologi pangan dari Universitas Gadjah Mada. Beliau mengatakan bahwa  kebiasaan makan dengan tangan berkaitan erat dengan tradisi makan nasi bungkus di daerah Jawa dan Sumatera.
Masyarakat di kedua daerah tersebut sering kali menggunakan jari-jari tangan mereka untuk mengambil makanan, yang dikenal sebagai "muluk" dalam budaya Jawa.
Beberapa jenis makanan tradisional seperti nasi rames dan penganan berbahan dasar umbi-umbian lebih mudah dan nikmat jika dimakan dengan tangan. Ini menunjukkan bahwa cara makan ini tidak hanya praktis tetapi juga memperkaya pengalaman kuliner.
Baca juga:Â Imlek: Perjalanan Budaya Mempertahankan Tradisi di Era Modernisasi
Kenikmatan Sensorik
Banyak orang Indonesia percaya bahwa makan dengan tangan memberikan sensasi yang lebih nikmat dibandingkan menggunakan alat makan. Penelitian menunjukkan bahwa ketika tangan menyentuh makanan, sentuhan itu meningkatkan persepsi sensorik otak.
Sentuhan tangan pada makanan sebelum masuk ke mulut membuat otak merespon dan menciptakan ekspektasi bahwa makanan tersebut terasa lebih enak.
Pengalaman Makan yang Lebih Intim
Makan dengan tangan menciptakan pengalaman yang lebih intim akibat interaksi langsung. Â Tangan akan merasakan tekstur dan suhu makanan secara langsung.
Selain itu, tangan dapat merasakan kelembutan atau kekenyalan makanan yang tidak dapat dirasakan saat menggunakan alat makan seperti sendok atau garpu
Keterlibatan Emosional dan Budaya
Makan dengan tangan juga juga terkait dengan nilai-nilai budaya dan tradisi. Di Indonesia, kebiasaan ini telah diwariskan dari generasi ke generasi sebagai bagian penting dari identitas kuliner masyarakat.
Saya mempunyai pengalaman ketika makan bersama tetangga. Kami menggunakan pelepah daun pisang utuh sebagai pengganti piring. Di atas daun pisang diletakkan nasi dan lauk pauknya yang sederhana, seperti tempe dan tahu goreng, ikan asin, sambal, lalap, dan kerupuk. Â Suasana makan bersama menjadi lebih guyub.
Tradisi ini masih sering dilakukan dalam acara-acara adat atau perayaan keluarga, di mana semua orang duduk bersama di atas tikar atau daun pisang untuk menikmati hidangan secara kolektif. Hal ini memperkuat hubungan sosial antar anggota keluarga atau komunitas.
Makan bersama menggunakan tangan dalam suasana santai dapat memperkuat ikatan sosial dan menciptakan momen kebersamaan yang lebih bermakna. Keterlibatan emosional ini menambah kenikmatan juga saat menikmati makanan.
Makna Filosofis Dalam Budaya
Makan dengan tangan juga memiliki nilai filosofis dalam budaya Indonesia. Dalam konteks "muluk," terdapat dua nilai penting: mengambil makanan secukupnya dan menghargai makanan yang diambil sebagai ungkapan rasa syukur. Kebiasaan ini mendorong individu untuk lebih sadar akan konsumsi mereka dan menghargai setiap suapan.
Saya teringat ketika ibu saya mengatakan, "Genggam dan rasakan makanan itu di tanganmu. Rasakan keringat dan kerja keras petani ketika menanamnya."
Baca juga:Â Dilema Transportasi Jakarta: Ojek Online atau Ojek Pangkalan?
Kebersihan dan Kesehatan
Meskipun ada tantangan terkait kebersihan saat makan dengan tangan, banyak orang Indonesia tetap melakukannya. Orang Indonesia telah terbiasa mencuci tangan sebelum dan setelah makan.
Kebiasaan mencuci tangan sebelum makan sangat membantu dalam menanamkan pola hidup higienis dalam masyarakat. Dengan mencuci tangan, individu tidak hanya menjaga kebersihan diri tetapi juga menghormati makanan yang akan disantap.
Insight
Kebiasaan untuk makan dengan tangan bagi orang Indonesia merupakan perpaduan antara tradisi, kenikmatan sensorik, filosofi hidup, serta nilai-nilai sosial yang kuat.
Meskipun alat makan modern telah diperkenalkan, cara ini tetap menjadi pilihan populer karena memberikan pengalaman yang lebih intim dan menyenangkan saat menikmati hidangan.
Dengan demikian, makan menggunakan tangan bukan hanya sekadar cara menyantap makanan, tetapi juga merupakan bagian integral dari identitas budaya Indonesia.***
Baca juga: Cerpen -Â Di Ujung Kejujuran
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI