Mohon tunggu...
Krismas Situmorang
Krismas Situmorang Mohon Tunggu... Guru - Teacher, Freelancer Writer, Indonesian Blogger

Observer of Social Interaction, Catechist in the Parish.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pertobatan Ekologis: Mindset dan Tanggung Jawab Moral Kepada Alam

2 Januari 2025   07:48 Diperbarui: 2 Januari 2025   10:32 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi sampah tahun baru. (Sumber: laman Tiktok @pandanganjogja)

Tahun 2024 meninggalkan banyak pengalaman baik dan buruk. Sebagai makhluk istimewa karena mendapatkan anugerah akal budi, hati nurani dan kehendak yang bebas, setiap individu hendaknya menjadikan pengalaman itu sebagai pelajaran berharga di masa berikutnya.

Tahun 2025 yang baru saja dimasuki, telah meninggalkan jejaknya. Jejak itu menginspirasi saya untuk mengingat kembali ajakan untuk melakukan pertobatan secara ekologis. Tulisan ini akan mengulas tentang fenomena sampah di perayaan pergantian tahun, pengaruhnya bagi keberlangsungan hidup manusia selanjutnya, ajakan pertobatan ekologis, tujuan dan merefleksikannya.

Noda Baru di Tahun yang Baru

Perilaku manusia yang buruk di tahun 2024 masih terus dibawa ke masa berikutnya. Perayaan tahun baru yang demikian meriah, sukacita dan gemerlap meninggalkan persoalan yang terus terjadi. Masalah-masalah ini menunjukkan bahwa pertobatan ekologis sangat mendesak untuk diimplementasikan.

Ilustrasi sampah tahun baru. (Sumber: Laman IG Liputan 6)
Ilustrasi sampah tahun baru. (Sumber: Laman IG Liputan 6)

Miris rasanya melihat informasi melalui salah satu media daring bahwa di Jakarta, terdapat 132 ton sampah baru pasca perayaan tahun baru 2025. Hal ini tentu bukan hal baru mengingat sebelumnya, produksi sampah juga terbilang besar.

Baca juga: Si Sulung, Penjaga Tradisi Keluarga dan Ekspektasi Tanggung Jawab

Pertobatan Ekologis

Paus Fransiskus, pemimpin tertinggi Gereja Katolik dunia melalui surat edaran yang ditulis oleh Paus (ensiklik) telah mencetuskan istilah "pertobatan ekologis". Istilah ini telah berdengung sejak tanggal 24 Mei 2015 dan dipublikasikan secara resmi melalui konferensi pers oleh Vatican pada tanggal 18 Juni 2015. Vatikan merilis dokumen tersebut dalam bahasa Italia, Jerman, Inggris, Spanyol, Prancis, Polandia, Portugis, dan Arab.

Pertobatan ekologis merupakan suatu konsep yang mengajak setiap individu untuk mengubah cara pandang, interaksi, dan perilaku manusia terhadap lingkungan. Istilah ini menekankan pentingnya mengakui kesalahan yang telah dilakukan terhadap alam dan berusaha memperbaiki hubungan antara manusia dan lingkungan. Dalam konteks ini, pertobatan ekologis tidak hanya sekadar pengakuan dosa tetapi juga merupakan  tindakan aktif menuju pelestarian alam.

Tujuan Pertobatan Ekologis

Pertobatan ekologis bertujuan untuk menciptakan kesadaran akan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. Orang-orang diharapkan mengubah pola hidup untuk mengurangi dampak kerusakan terhadap lingkungan.

Cara yang dapat dilakukan adalah mendorong  tindakan yang berkelanjutan seperti: mengadopsi praktik yang lebih ramah lingkungan, pengurangan penggunaan  sampah plastik-sterofom dan penghematan energi, melindungi habitat alami dan sumber-sumber kehidupan (tanah, air dan udara).

Dengan cara yang lebih sederhana namun terlihat sulit dilakukan sebagian orang adalah membuang sampah pada tempatnya dan mengurangi sampah.

Akibat Kurangnya Pertobatan Ekologis

Ada konsekuensi serius yang dihadapi manusia tanpa adanya pertobatan ekologis. Terjadinya krisis lingkungan dimana kerusakan sumber air tanah akibat limbah sampah yang besar. Munculnya penyakit akibat perpindahan virus dari kotoran-kotoran sampah oleh serangga-serangga seperti lalat. Mungkin jarang disadari bahwa sampah dari kota Jakarta yang dibawa ke daerah lain seperti memindahkan masalah baru ke tempat lain.

Ilustrasi sampah tahun baru. (Sumber: laman Tiktok @pandanganjogja)
Ilustrasi sampah tahun baru. (Sumber: laman Tiktok @pandanganjogja)

Kesadaran Menuju Pertobatan Ekologis

Saya menangkap bahwa ajakan Paus Fransiskus untuk melakukan pertobatan ekologis tertuju bagi siapa saja yang berkehendak baik untuk ikut serta merawat bumi tempat manusia tinggal ini.

Kesadaran masyarakat tidak hanya di perkotaan, tapi juga dimana saja untuk peduli menjaga lingkungan. Tindakan-tindakan yang dilakukan hendaknya secara kolektif untuk mencapai hasil yang optimal. Mengurangi sampah-sampah potensial seperti plastik yang sulit di daur ulang harus menjadi concern semua pihak.

Refleksi Pertobatan Ekologis

Pertobatan ekologis bukan hanya sekadar tindakan fisik, tetapi juga merupakan perjalanan spiritual. Hal ini mencakup pengakuan bahwa manusia adalah bagian dari ekosistem yang lebih besar dan memiliki tanggung jawab moral untuk merawatnya.

Sampah di tahun yang baru ini hendaknya menjadi bahan permenungan dan refleksi mendalam bahwa sampah yang ada sekarang berpotensi menjadi warisan buruk bagi generasi berikutnya. 

Dalam ensiklik 'Laudato Si', Paus Fransiskus  menekankan pentingnya melihat alam sebagai tanda kehadiran Sang Pencipta di dunia, sehingga setiap tindakan terhadap lingkungan harus dilandasi oleh rasa syukur dan cinta kepada-Nya dan diungkapkan dengan cinta kepada alam, berkontribusi dalam menjaga kelestarian lingkungan demi keberlangsungan hidup manusia itu sendiri.

Melalui pertobatan ekologis, manusia diharapkan dapat membangun kembali hubungan yang harmonis dengan alam, serta menciptakan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.***

Baca juga: Kembali ke Betlehem-Perjalanan Spiritual Menemukan Damai Sukacita Tuhan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun