Pertobatan ekologis bukan hanya sekadar tindakan fisik, tetapi juga merupakan perjalanan spiritual. Hal ini mencakup pengakuan bahwa manusia adalah bagian dari ekosistem yang lebih besar dan memiliki tanggung jawab moral untuk merawatnya.
Sampah di tahun yang baru ini hendaknya menjadi bahan permenungan dan refleksi mendalam bahwa sampah yang ada sekarang berpotensi menjadi warisan buruk bagi generasi berikutnya.Â
Dalam ensiklik 'Laudato Si', Paus Fransiskus  menekankan pentingnya melihat alam sebagai tanda kehadiran Sang Pencipta di dunia, sehingga setiap tindakan terhadap lingkungan harus dilandasi oleh rasa syukur dan cinta kepada-Nya dan diungkapkan dengan cinta kepada alam, berkontribusi dalam menjaga kelestarian lingkungan demi keberlangsungan hidup manusia itu sendiri.
Melalui pertobatan ekologis, manusia diharapkan dapat membangun kembali hubungan yang harmonis dengan alam, serta menciptakan masa depan yang lebih baik bagi generasi mendatang.***
Baca juga: Kembali ke Betlehem-Perjalanan Spiritual Menemukan Damai Sukacita Tuhan
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H