Mohon tunggu...
Krismas Situmorang
Krismas Situmorang Mohon Tunggu... Guru - Teacher, Freelancer Writer, Indonesian Blogger

Observer of Social Interaction, Catechist in the Parish.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Menemukan Kebijaksanaan Hati Dalam Perumpamaan Tentang Penabur

18 Desember 2024   23:19 Diperbarui: 20 Desember 2024   12:17 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi menabur benih. (Sumber: https://www.istockphoto.com/id/foto-foto/menabur-benih)

Benih yang jatuh di tanah berbatu menggambarkan hati seseorang yang menerima nasihat tetapi tidak sungguh-sungguh melakukannya (setengah hati). Akibatnya, ketika tantangan muncul, ia dengan mudah menyerah karena tidak memiliki pondasi rohani yang kuat.

Benih yang jatuh di tanah berduri mencerminkan seseorang yang terjebak di antara oleh kekhawatiran dan kesibukan hidup sehingga nasihat yang diterima tidak dapat berkembang dalam dirinya dengan baik.

Benih yang jatuh di tanah yang baik menggambarkan seseorang yang mau mendengarkan, memahami, dan menerapkan nasihat yang diterimanya dalam kehidupan mereka. Pada akhirnya, mereka akan mampu menghasilkan buah dari nilai-nilai nasihat yang diterimanya.

Ilustrasi benih tumbuh subur. (Sumber: https://nirwana.gkagloria.id/2024/01/29/benih-yang-tumbuh/)
Ilustrasi benih tumbuh subur. (Sumber: https://nirwana.gkagloria.id/2024/01/29/benih-yang-tumbuh/)
Usaha yang Dapat Dilakukan

Berdasarkan perumpamaan ini, ada beberapa usaha konkret yang bisa kita lakukan untuk memastikan bahwa "benih" atau nasihat yang ditanam dalam hidup bisa tumbuh subur.

Diperlukan sikap mendengarkan nasihat dengan sungguh-sungguh. Ketika menerima nasihat, penting untuk mendengarkan dengan cermat, dan meluangkan waktu untuk merenungkan nasihat yang diterima.

Hati yang berbatu dapat diatasi dengan membangun ketahanan mental dan emosional. Hal ini diperlukan agar mampu menghadapi tantangan dan tidak mudah menyerah. Hal ini bisa dilakukan dengan latihan mindfulness atau mencari dukungan dari teman-teman.

Hati yang dipenuhi keragu-raguan seperti berada di tengah semak belukar dapat disiasati dengan menghindari distraksi. Diperlukan tindakan mengidentifikasi tentang hal-hal negatif apa saja yang menjadi "duri" dalam hidup.  Apakah ada kekhawatiran yang berlebihan atau kesibukan tanpa arah. Hal-hal negatif itu patut dikurangi agar dapat fokus pada tujuan yang hendak dicapai.

Hati seperti tanah yang subur perlu dikelola dengan baik dengan berinvestasi dalam diri sendiri. Tidak ada istilah berhenti belajar dan berkembang. Perlu usaha yang tidak mudah untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan agar dapat tumbuh dengan baik.

Bersikap Positif dan Bersyukur dengan cara mengembangkan sikap positif dapat membantu untuk melihat peluang di tengah kesulitan. Setiap waktu dalam hidup sebaiknya diisi dengan rasa syukur, sekecil apapun.

Insight

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun