Proses Penyajian Naniura
Masyarakat Batak memiliki resep pembuatan yang turun-temurun diterima dari orang tua dan para leluhur Orang Batak. Bahan utama pembuatan dekke naniura bisa menggunakan ikan mas segar. Bahan-bahan yang diperlukan sebagai bumbu adalah rempah-rempah seperti air jeruk jungga (asam jungga), andaliman, bawang merah, cabai merah, jahe, kunyit, dan kecombrang.
Pembuatan dekke naniura terbilang sederhana dan mudah. Sebagai persiapan awal, ikan mas lebih dahulu dibersihkan dari sisik dan bagian dalamnya. Selanjutnya, punggung ikan dibelah tanpa terputus.
Ikan kemudian menjalani proses marinasi dengan menggunakan bumbu marinasi yaitu air jeruk jungga dan garam yang dilumuri pada ikan yang sudah dibersihkan. Tujuannya untuk menghilangkan bau amis pada ikan.
Setelah proses marinasi, ikan diberi bumbu halus dari rempah-rempah yang telah disiapkan. Kemudian, ikan ditutup dalam wadah tertutup dan didiamkan selama 4 hingga 6 jam untuk proses fermentasi. Selama proses ini, daging ikan akan menyerap bumbu dan rasa asam, serta membuat daging menjadi lunak dan matang dengan sendirinya.
Dekke naniura disajikan dalam keadaan siap disantap di atas piring lebar, sambal memperlihatkan bentuknya yang melebar dan bumbu berwarna kuning yang menggoda selera.
Fungsi dan Makna Naniura dalam Budaya Batak
Dekke naniura bukan sekadar hidangan saja. Makanan ini memiliki makna sosial dan budaya yang mendalam bagi masyarakat Batak. Dalam konteks peradatan, penyajian dekke naniura melambangkan ungkapan kehormatan kepada tamu atau bagian dari ritual penting. Hidangan ini menjadi simbol persatuan keluarga-keluarga yang berkumpul dalam suatu upacara adat.
Selain itu, dekke naniura juga mencerminkan kearifan lokal dalam pengolahan bahan makanan. Proses fermentasi yang digunakan tidak hanya bertujuan untuk mengawetkan ikan tetapi juga meningkatkan cita rasa ikan. Bumbu-bumbu tradisional seperti andaliman memberikan rasa pedas dan aroma khas yang menjadi ciri khas masakan Batak.
Insight