Mohon tunggu...
Krismas Situmorang
Krismas Situmorang Mohon Tunggu... Guru - Teacher, Freelancer Writer, Indonesian Blogger

Observer of Social Interaction, Catechist in the Parish.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Etika Hidup Bertetangga, Upaya Membangun Komunitas Inklusif yang Harmonis

2 Desember 2024   18:32 Diperbarui: 2 Desember 2024   21:38 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: Ilustrasi hidup bertetangga. (Sumber: https://loveforall.id/adab-bertetangga-dalam-islam/)

Pada dasarnya, hidup bertetangga yang saling memperhatikan etika dapat memberi keuntungan bagi semua pihak. Etika bertetangga yang baik dapat memperkuat hubungan yang baik antar individu. Antar tetangga dapat saling menghormati dan memahami perbedaan, menjalin persahabatan yang kokoh satu sama lain.

Ketika tetangga saling peduli dan menjaga satu sama lain, lingkungan tempat tinggal menjadi lebih aman. Komunikasi yang baik dapat mencegah konflik dan meningkatkan rasa aman.

Dalam masyarakat plural, etika bertetangga akan sangat membantu dalam menumbuhkan sikap toleransi yang kuat terhadap perbedaan. Hal ini penting untuk menciptakan masyarakat yang harmonis dan damai.

Tetangga sering kali menjadi sumber dukungan sosial secara emosional dan praktis. Dalam situasi sulit, memiliki tetangga yang peduli dapat sangat membantu.

Baca juga: Minimnya Literasi Baca Anak: Apa yang Hilang di Tengah Kemajuan Teknologi?

Tantangan Hidup Bertetangga

Menjalankan hidup bertetangga yang beretika tidak selalu berjalan mulus. Ada kalanya muncul potensi-potensi konflik. Perbedaan budaya dan nilainya bisa menimbulkan kesalahpahaman atau konflik.

Jika tidak dikelola dengan baik, hal ini dapat merusak hubungan antar tetangga. Misalnya: karakter suara yang keras dan cara bicara yang cepat-cepat. Atau pemaknaan kata yang berbeda kemudian ditanggapi secara serius oleh pihak lain.

Dalam masyarakat plural, ada risiko terbentuknya stereotip negatif dan diskriminasi terhadap kelompok tertentu. Hal ini dapat menghambat interaksi yang positif.

Tidak semua orang memiliki kesadaran akan pentingnya etika dalam hidup bertetangga. Beberapa individu mungkin tidak memahami cara berinteraksi dengan baik dalam konteks pluralisme.

Semangat Hidup Bertetangga yang Beretika

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun