Mohon tunggu...
Krismas Situmorang
Krismas Situmorang Mohon Tunggu... Guru - Teacher, Freelancer Writer, Indonesian Blogger

Observer of Social Interaction, Catechist in the Parish.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Membangun Hubungan Sehat, Menjauh dari Toxic Friendship

20 November 2024   15:40 Diperbarui: 20 November 2024   15:49 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menghadapi situasi toxic friendship memerlukan keberanian dan kesadaran diri untuk berbicara terbuka. Berbicara terbuka akan sangat diperlukan. Jika memungkinkan, ada komunikasi untuk menyampaikan perasaan kepada teman tersebut dan melihat apakah ada perubahan.

Perlu menetapkan batasan dalam interaksi agar tidak terjebak dalam perilaku negatif. Dukungan lain mungkin akan diperlukan. Oleh karena itu teman atau lingkungan baru yang lebih positif diperlukan untuk mendukung kesehatan mental.

Insight

Toxic friendship adalah fenomena yang umum terjadi dalam kehidupan sosial. Meskipun sulit untuk meninggalkan hubungan semacam ini, penting untuk menjaga kesehatan mental dengan mengenali tanda-tanda toksisitas dan mengambil langkah-langkah untuk melindungi diri. Dengan demikian, individu dapat menciptakan lingkungan sosial yang lebih sehat dan mendukung kesejahteraan mental mereka.***

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun