Mohon tunggu...
Krismas Situmorang
Krismas Situmorang Mohon Tunggu... Guru - Teacher, Freelancer Writer, Indonesian Blogger

Observer of Social Interaction, Catechist in the Parish.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Minimnya Literasi Baca Anak: Apa yang Hilang di Tengah Kemajuan Teknologi?

16 November 2024   15:36 Diperbarui: 16 November 2024   16:11 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kebiasaan membaca sangat rendah di kalangan anak-anak. Mereka tidak terbiasa membaca buku sejak dini. Ketika memasuki jenjang pendidikan formal, mereka mengalami kesulitan dalam memahami teks. Penelitian menunjukkan bahwa anak-anak yang tidak dibiasakan membaca sejak usia dini cenderung memiliki kemampuan literasi yang lebih rendah dibandingkan dengan mereka yang terbiasa membaca.

Peran Orang Tua

Di masa kini, tampaknya peran orang tua dalam membangun budaya literasi di rumah terus menurun. memiliki peran krusial dalam menumbuhkan minat baca anak. Hal ini ditunjukkan dengan kemampuan baca anak dari waktu ke waktu tidak mengalami kemajuan.
Ketika berada di sekolah, anak mendapatkan pembelajaran tentang teknik membaca yang diawali dengan pengenalan huruf di kelas 1. Pengetahuan membaca dan pengenalan huruf ini tidak berlanjut di rumah. Anak sibuk dengan permainan dan aktivitas lainnya. Ketika anak merasa kelelahan, aktivitas berikutnya adalah tidur.

Baca juga: Ketika Storytelling Dipandang Sebelah Mata

Ketika smartphone berada di tangan anak, faktor pengawasan orang tua mungkin tidak berjalan secara maksimal. Anak tidak lagi fokus pada kegiatan baca. Tawaran permainan dan aplikasi hiiburan lainnya lebih menggoda daripada harus membaca. Tidak jarang orang tua protes ketika anak membaca teks dalam waktu yang lama. Di sisi lain, ada orang tua justru tidak bereaksi  apa-apa Ketika menyaksikan anak bermain game selama berjam-jam.

Ilustrasi anak membaca. (Sumber: epublika.co.id)
Ilustrasi anak membaca. (Sumber: epublika.co.id)

Peran orangtua untuk mendampingi anak dalam belajar di rumah ditengarai menjadi faktor lain yang menyebabkan rendahnya kemampuan baca anak. Pada akhirnya, orangtua hanya memasrahkan kemampuan baca anak kepada sekolah. Dengan menyediakan buku-buku yang menarik dan membacakan cerita kepada anak, orang tua dapat membantu membangun kecintaan terhadap membaca.

Dukungan Sekolah Membangun Literasi

Sekolah secara aktif terus mengimplementasikan program-program literasi dan edukasi yang menarik bagi siswa untuk meningkatkan minat baca. Implementasi program literasi ini dilakukan melalui kegiatan membaca bersama sebelum pelajaran sekolah dimulai.

Pojok baca di sekolah juga dapat menjadi solusi efektif untuk meningkatkan minat baca anak. Dengan menciptakan ruang yang nyaman dan menarik untuk membaca, anak-anak akan lebih termotivasi untuk menghabiskan waktu di sana. Selain itu, penggunaan alat permainan edukatif yang menggabungkan unsur belajar dengan bermain dapat membantu meningkatkan minat baca tanpa membuat anak merasa terbebani.

Sekolah terus berupaya untuk menciptakan lingkungan yang mendukung kegiatan membaca. Ketersediaan buku-buku bacaan  dari berbagai jenis buku dan materi bacaan sangat berperan penting untuk menciptakan lingkungan membaca yang baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun