Ketika membuat tulisan ini, suasana di luar sedang hujan deras disertai petir yang bersahut-sahutan. Lima belas menit sebelum saya memulai tulisan ini, lampu di rumah sempat mati dan meteran listrik berbalik akibat petir yang tiba-tiba menggelegar.
Cuaca di wilayah Depok dan Bogor, Jawa Barat, belakangan ini ditandai dengan pola yang tidak menentu, di mana pagi hari sering kali cerah dan panas, tetapi sore harinya hujan deras disertai petir. Fenomena ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk kondisi topografi dan pergantian musim.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menjelaskan bahwa penguapan yang terjadi pada siang hari menghasilkan awan hujan yang kemudian turun sebagai hujan pada sore hingga malam hari.
Baca juga:Â Kebiasaan Remaja Pakai Ponsel, Lucu Tapi Kadang Berbahaya
Potensi Hujan dan Petir
Daerah Depok dan Bogor memiliki potensi tinggi untuk mengalami hujan lebat disertai petir. Hal ini disebabkan oleh fenomena orografi, di mana daerah pegunungan di sekitar Bogor mempengaruhi pola cuaca. Udara hangat yang terangkat dari permukaan bumi bertemu dengan udara lembab, menciptakan awan kumolonimbus yang menjadi sumber hujan dan petir.
Selama periode pancaroba, jumlah petir bahkan dapat meningkat, dengan frekuensi petir yang tercatat mencapai 15 kali dalam satu menit di beberapa lokasi.
Dampak Hujan dan Petir
Hujan deras disertai petir dapat menyebabkan berbagai dampak negatif bagi masyarakat. Beberapa dampak yang mungkin terjadi antara lain potensi pemadaman listrik akibat kerusakan pada jaringan Listrik, seperti yang baru saya alami tadi.
Petir dan hujan juga dapat menciptakan potensi kebakaran rumah juga dapat terjadi akibat korsleting listrik dan cedera serius pada orang-orang yang berada di luar ruangan atau lokasi terbuka. Kerusakan infrastruktur seperti jalan, bangunan rusak, pohon tumbang, tiang Listrik dan papan reklame akibat air hujan, angin dan petir.
Tindakan Antisipasi
Untuk mengurangi risiko yang ditimbulkan oleh hujan lebat dan petir, ada baiknya melakukan tindakan-tindakan antisipasi. Ketika mengalami hujan yang disetai petir, alas kaki yang digunakan sebaiknya berbahan karet untuk mengurangi risiko terkena petir saat berjalan kaki di tanah basah.
Mencari tempat berlindung yang aman saat badai melanda sangat penting. Saat terjadi badai petir, sebaiknya tidak berada di luar ruangan atau dekat objek tinggi seperti pohon. Berlindung di bawah pohon harus dihindari karena energi petir dapat melompat ke tubuh jika pohon tersambar petir.
Baca juga:Â Ketika Storytelling Dipandang Sebelah Mata
Biasanya anak-anak senang bermain-main ketika hujan seperti bermain bola di lapangan. Berada di tanah lapang juga sebaiknya dihindari karena petir akan mencari tempat tertinggi untuk melepaskan muatan energi. Bahaya ini sama besar dengan berada di bawah pohon yang tinggi.
Berada di dekat tiang listrik atau menara juga berpotensi bahaya karena petir mudah menyambarnya. Material seperti baja akan meningkatkan risiko tersambar petir. Begitu juga dengan aktivitas berenang di kolam renang. Â Hujan deras disertai petir dapat dapat menyalurkan energi listrik dari petir ke air.
Tempat yang paling aman adalah di dalam ruangan, rumah, atau gedung. Jika tidak dapat menemukan ruangan tertutup atau terpaksa berada di luar, sebaiknya mencari tempat berlindung yang aman, misalnya di dalam mobil atau halte tertutup dan aman.
Aktivitas berkendara dengan sepeda motor atau sepeda saat hujan deras disertai petir sebaiknya dihentikan karena potensi bahaya kecelakaan dapat saja terjadi akibat pohon tumbang atau petir yang menyambar kendaraan atau orang.
Aktivitas menggunakan telepon genggam saat hujan petir juga perlu dihindari sementara. Dikhawatirkan gelombang listrik dapat menimbulkan potensi bahaya saya menelepon.
Insight
Dengan memahami potensi cuaca ekstrem ini serta melakukan tindakan antisipasi yang tepat, masyarakat dapat mengurangi risiko dan dampak negatif dari hujan lebat yang disertai petir.***
Baca juga:Â Menuju Puncak Sinematografi Indonesia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H