Di sebuah desa kecil, di tengah perjalanan antara dua kota, terdapat sebuah jalan yang sering dilalui oleh para pelancong. Jalan ini, meskipun indah, juga memiliki sisi gelap. Banyak orang yang melewati jalan ini menjadi korban perampokan dan kekerasan.Â
Suatu hari, seorang pria dari kota yang berbeda sedang dalam perjalanan. Ia adalah seorang pedagang yang baik hati dan selalu berusaha membantu sesama.Saat ia melangkah di jalan itu, tiba-tiba sekelompok penjahat muncul dan menyerangnya. Mereka merampas semua barang berharga yang dimilikinya dan meninggalkannya tergeletak di tepi jalan, terluka dan tidak berdaya.Â
Beberapa saat kemudian, seorang pemuka agama lewat. Melihat pria itu terbaring, ia merasa kasihan tetapi memilih untuk menyeberang ke sisi lain jalan dan melanjutkan perjalanannya. Begitu pula seorang Levite, yang juga melihat keadaan pria tersebut tetapi tidak berani menghampiri.
Namun, tidak lama setelah itu, seorang Samaria datang. Masyarakat pada waktu itu sering memandang rendah orang Samaria karena perbedaan budaya dan keyakinan. Ketika Si Samaria melihat pria yang terluka itu, hatinya dipenuhi dengan rasa empati. Tanpa ragu, ia menghampiri dan memeriksa keadaan pria tersebut.Â
Melihat luka-lukanya yang parah, Samaria itu segera mengambil tindakan.Ia mengeluarkan minyak dan anggur dari tasnya untuk membersihkan luka-luka sang pria. Dengan lembut, ia membalut luka-lukanya dan mengangkatnya ke atas keledainya.Â
Baca juga:Â ACI-Anak Indonesia Berkarya Goes to SD Bellarminus Jakarta
Meskipun perjalanan mereka masih panjang, Samaria itu tidak memikirkan kesulitan yang akan dihadapinya. Ia membawa pria itu ke sebuah penginapan terdekat dan merawatnya dengan penuh perhatian.Setelah memastikan bahwa pria tersebut mendapatkan perawatan yang layak, Samaria itu memberikan uang kepada pemilik penginapan dan berkata, "Rawatlah dia dengan baik. Jika ada biaya tambahan yang diperlukan untuk pemulihannya, saya akan menggantinya saat saya kembali."Â
Harta Terpendam Di Balik Kisah
Tergelitik sekali membaca kisah Si Samaria ini. Ia sedang menunjukkan profil kebaikan hati yang  tidak mengenal batasan suku atau agama. Ia memberi pesan moral tentang kasih sayang yang tidak mengenal "warna". Pengajaran tentang moral dan etika kemanusiaan yang ditunjukkan dengan peduli terhadap sesama.Â