Dengan datangnya musim hujan, masyarakat diimbau untuk mempersiapkan diri menghadapi kemungkinan banjir dan tanah longsor. Di beberapa daerah, terutama yang rawan bencana, persiapan seperti pembersihan saluran air dan penguatan struktur bangunan menjadi sangat penting.
Masyarakat yang tinggal dekat dengan tanah tinggi dan perbukitan juga perlu waspada terhadap potensi bencana seperti tanah longsor dan banjir akibat curah hujan yang tidak terduga. Â Di Jakarta, meskipun cuaca panas cenderung lebih sering terjadi, dampak dari perubahan cuaca tetap perlu diperhatikan. Potensi banjir akibat curah hujan yang tinggi dan kebersihan aliran air dari sampah-sampah harus menjadi perhatian yang serius.
Selain itu, masyarakat perlu memeriksa kembali kondisi kelayakan bangunan. Belajar dari peristiwa angin puting beliung di beberapa tempat, rasanya perlu untuk mengecek kondisi atap rumah. Kondisi atas sebaiknya dibuat kokoh dalam keadaan terpaku. Beberapa atap bangunan yang sempat terbawa angin umumnya tidka dalam kondisi terpaku. Atap-atap mereka hanya di beri pemberat berupa batang kayu atau batu.Â
Saluran air di pemukiman rumah juga perlu mendapat perhatian. Banjir di pemukiman umumnya terjadi karena faktor hambatan pada drainase. Warga sebaiknya memberi perhatian yang serius dalam hal ini. Begitu juga dengan saluran air (talang) di atap rumah perlu dicek kebersihannya agar tidak menghambat aliran pembuangan air di atas atap rumah.Â
Secara keseluruhan, perubahan cuaca dari Agustus hingga November 2024 menunjukkan pola yang khas dari transisi iklim di Indonesia. Dari awal musim kemarau yang kering menuju puncak musim hujan yang basah, masyarakat perlu tetap waspada dan siap menghadapi berbagai kemungkinan yang ditimbulkan oleh perubahan cuaca ini. Dengan pemantauan dan informasi dari BMKG serta kesadaran akan potensi bencana, diharapkan masyarakat dapat mengurangi risiko yang mungkin timbul akibat perubahan iklim yang semakin tidak menentu ini.***
      Baca juga: Gas CO2, Tertinggi Sepanjang Sejarah Manusia
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H