Mohon tunggu...
Krismas Situmorang
Krismas Situmorang Mohon Tunggu... Guru - Teacher, Freelancer Writer, Indonesian Blogger

Observer of Social Interaction, Catechist in the Parish.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Margonda, Legenda Pahlawan Kota Depok

22 Oktober 2024   21:51 Diperbarui: 22 Oktober 2024   22:11 327
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Nama Margonda lekat di ingatan masyarakat khususnya yang berdomisili di Depok dan sekitarnya. Nama itu disematkan pada nama jalan utama di jantung kota Depok. Margonda memiliki asal usul yang erat kaitannya dengan sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia. Nama tersebut diambil dari seorang pejuang kemerdekaan bernama Margonda.

Riwayat Margonda

Margonda lahir di Bogor tanggal 1 Maret 1918. Ia memiliki nama kecil Margana. Sebelum terjun ke dalam perjuangan kemerdekaan, Margonda merupakan seorang analis kimia. Ia menempuh studi sebagai analis kimia di Balai Penyelidikan Kimia Bogor. Ia juga mengikuti pelatihan penerbangan di Luchtvaart Afdeeling (Departemen Penerbangan Belanda) pada awal tahun 1940-an. Namun, pelatihan ini berakhir ketika Belanda menyerah kepada Jepang pada 5 Maret 1942, sebelum terjun ke dalam perjuangan kemerdekaan setelah proklamasi pada 17 Agustus 1945.

Setelah Jepang mengambil alih kekuasaan, Margonda bekerja di lembaga pertanian di Bogor. Ia aktif dalam gerakan kepemudaan dan bergabung dengan Angkatan Muda Republik Indonesia (AMRI), cikal bakal Tentara Nasional Indonesia (TNI).

Margonda turut serta melawan penjajah karena rasa kebencian yang luar biasa dengan kolonialisme. Semangat ingin merdeka sepenuhnya dan kedekatannya dengan masyarakat membuatnya bergabung dengan laskar rakyat. Ia bergabung dengan Batalion Kota Bogor (BKR) dengan pangkat Letnan Muda.

Dalam pergerakan pengambilalihan Depok dari penjajah Belanda dan pasukan NICA, terjadi pertempuran Gedoran Depok pada tanggal 11 Oktober 1945 dan Serangan Kilat pada tanggal 16 November 1945.

Pertempuran terakhir Margonda melawan pasukan penjajah terjadi tanggal 16 November 1945 di Kali Bata, Pancoran Mas, Depok. Dalam pertempuran itu, ia gugur saat berusaha  melempar granat ke arah musuh. Belum sempat granat itu dilempar, tubuhnya ditembak oleh tentara Inggris. Granat yang digenggamnya meledak dan meremukkan tubuhnya sendiri. Ia pun gugur sebagai bunga bangsa.

Penamaan Jalan

Nama Jalan Margonda Raya diabadikan untuk menghormati jasa dan pengorbanan Margonda. Jalan ini menjadi salah satu jalur utama yang menghubungkan Kota Depok dengan Kota Jakarta.

Kehidupan dan perjuangan Margonda telah meninggalkan jejak abadi bagi generasi selanjutnya sebagai simbol perjuangan kemerdekaan. Meski namanya jarang disebutkan dalam teks buku pelajaran di sekolah, namanya abadi dalam kenangan dan menjadi saksi pertumbuhan Kota Depok.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun