Hari ini, Paus Fransiskus, pemimpin Gereja Katolik se-dunia, telah mendarat dengan selamat di bumi pertiwi Indonesia. Sambutan sederhana tampak dalam protokoler kenegaraan. Tidak ada kesan berlebihan, apalagi soal kemewahan. Beliau disambut oleh para uskup pemimpin Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) dan Kardinal Indonesia, Mgr. Ignatius Suharyo. Hal yang menarik ketika melihat mobil yang digunakan hanya mobil sederhana yang umum beredar di jalanan.
Mengingat hari kedatangan Paus Fransiskus merupakan hari kerja umum, maka tidak tampak kerumunan masyarakat yang menyambut kedatangan beliau. Namun, di beberapa ruas jalan, sekelompok masyarakat terlihat antusias menyapa dan menyambut Paus seraya berteriak memanggil. Paus Fransiskus tampak menyambut dengan membuka kaca mobil dan melambaikan tangannya.
Rombongan tiba di Kedutaan Besar Vatikan dengan pengawalan ketat yang sudah bersiaga sebelumnya dengan protokoler kenegaraan. Paus akan langsung beristirahat sebelum melaksanakan agenda-agenda yang sudah direncanakan.
Makna Kunjungan Paus Fransiskus
Kunjungan Paus ke-266 itu ke Indonesia sebenarnya sudah direncanakan lama sejak pandemi Covid-19 lalu. Namun, rencana itu urung dilaksanakan terkait kondisi kesehatan Paus. Beruntung sekali, pada tahun ini, rencana itu dapat terealisasi.
Sebagai negara pertama yang dikunjungi Paus Fransiskus dalam rangkaian lawatan ke Asia Pasifik (Papua Nugini, Timor Leste, dan Singapura), kunjungan Paus Fransiskus ke Jakarta ini menyiratkan banyak makna dan memiliki arti penting bagi masyarakat Indonesia, tidak hanya bagi umat Katolik, tetapi juga bagi seluruh umat beragama.
Kedatangan Paus Fransiskus bagi umat Katolik di Indonesia, merupakan momen yang sangat ditunggu-tunggu. Kunjungan terakhir Paus ke Indonesia terjadi pada tahun 1989. Saat itu, Gereja Katolik Roma dipimpin Paus Yohanes Paulus II, yang kini digelari 'Santo' (gelar orang kudus dalam Gereja Katolik). Sebelumnya, Paus Paulus VI juga telah mengunjungi Indonesia pada tahun 1970.
Selain sebagai pemimpin Gereja Katolik, Paus merupakan kepala negara Vatikan, yang merupakan satu dari 10 negara pertama yang mengakui kemerdekaan Indonesia. Takhta Suci Vatikan menaruh perhatian yang serius terkait perdamaian dunia.
Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia tentu membawa harapan dan spirit bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. Kunjungan ke Masjid Istiqlal dan pertemuan dengan para pemimpin lintas agama merupakan salah satu agenda penting Paus Fransiskus termasuk mengunjungi Terowongan Silaturahmi yang menghubungkan Gereja Katedral Jakarta dan Mesjid Istiqlal.
Secara simbolik, terowongan ini merupakan ikon pembelajaran toleransi serta simbol kehidupan umat beragama yang harmonis di Indonesia. Hal ini dimaknai sebagai simbol persahabatan dan dialog antarumat beragama di Indonesia. Kita mengabaikan sejenak peristiwa intoleransi yang belum lama terjadi di Tangerang Selatan beberapa waktu lalu.
Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia dimaknai juga sebagai bentuk penghormatan kepada bangsa Indonesia atas upaya menjaga persaudaraan atas keberagaman agama, suku, ras, budaya, dan lainnya. Bangsa Indonesia berharap, kunjungan Paus Fransiskus ini dapat menjadi titik sejarah yang bermakna bagi seluruh masyarakat Indonesia.
Pesan Di Balik Profil Paus Fransikus
Kebersahajaan Paus Fransiskus diakui oleh banyak tokoh dan masyarakat dunia. Kesederhanaan dan ide-ide perdamaian yang dicetuskannya mengingatkan spiritualitas dan ajaran Yesus Kristus untuk menghargai harkat dan martabat kemanusiaan tanpa memandang agama, ras dan budayanya. Paus terus menekannya pentingnya menjunjung nilai-nilai kemanusiaan sebagai sesama ciptaan Allah.
Masyarakat dunia diingatkan pula untuk terus memperjuangkan orang-orang miskin, terlantar, korban perang, para pengungsi bahwa mereka juga saudara kita dalam kemanusiaan. Seperti yang selalu ditegaskan Paus Fransiskus: "Jangan lagi ada peperangan. Mari mengupayakan perdamaian." Hal senada yang pernah diucapkan oleh Bunda Maria dalam penampakannya di Fatima kepada tiga orang anak gembala untuk menghentikan perang  dalam segala bentuknya.
Harapan
Harapan seluruh masyarakat Indonesia dan dunia tentunya adalah, kehadiran Paus Fransiskus di Indonesia dapat membawa semangat pada penghargaan terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan perdamaian, serta penghormatan kepada martabat kemanusiaan di tengah pluralitas budaya dan agama khususnya di Indonesia.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H