Mohon tunggu...
Krismas Situmorang
Krismas Situmorang Mohon Tunggu... Guru - Teacher, Freelancer Writer, Indonesian Blogger

Observer of Social Interaction, Catechist in the Parish.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Bahaya Mikroplastik: Ancaman Kecil yang Berdampak Besar

21 Juli 2024   15:15 Diperbarui: 21 Juli 2024   17:11 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menarik dan mengejutkan ketika membaca sebuah berita pada salah satu laman Instagram berita nasional. Berita itu memuat tentang temuan mikroplastik yang terdapat dalam gumpalan darah. Menurut berita itu, diperoleh data bahwa terdapat serpihan plastik kecil dalam 50% gumpalan lemak di dalam arteri jantung. Serpihan plastik itu diduga berasal dari potongan plastik yang lebih besar.  

Mikroplastik dan Sumbernya

Mikroplastik adalah potongan plastik kecil berukuran sekitar 5 mm hingga ukuran mikroskopis (nanoplastik). Menjadi menarik karena kemudian muncul pertanyaan awam tentang bagaimana mikroplastik masuk ke dalam tubuh manusia.  Potongan plastik bisa menjadi sangat kecil---dan kemudian masuk tidak hanya ke dalam tubuh manusia tetapi juga ke dalam jaringan suplai darahnya.

Ilustrasi mikroplastik, sumber: Instagram Liputan6
Ilustrasi mikroplastik, sumber: Instagram Liputan6

Mengutip sebuah Jurnal Internasional Penelitian Lingkungan dan Kesehatan Masyarakat pada laman HealthCentral, di wilayah perairan Indonesia, ikan-ikan dan kehidupan laut lainnya memakan mikroplastik dan nanoplastik (MNP). Mikroplastik juga menyebar ke tanah, dan diteruskan ke buah-buahan dan sayuran. Plastik pada akhirnya dikonsumsi oleh manusia melalui berbagai makanan, air yang diminum, dan udara yang dihirup. bahkan WHO menyebutkan bahwa mikroplastik sekarang dapat ditemukan pada gula, garam laut, madu, dan bir.

       Baca juga: Plastik dan Ancaman bagi Penghuni Bumi

Lebih lanjut, dikatakan juga bahwa terdeteksi jenis plastik yang sama dengan penelitian tentang plak arteri yaitu polivinil klorida (PVC) dan polietilena (PE). Sebagai informasi, PVC mudah ditemukan dalam konstruksi, dan PE ditemukan pada produk botol plastik dan tas belanja yang paling umum diproduksi dan di gunakan sehari-hari. Sebuah studi telah menempatkan Indonesia di posisi ketiga setelah Malaysia dan Mesir, yang diperkirakan mengkonsumsi mikroplastik terbesar di dunia. Studi ini sungguh memprihatinkan.

Temuan ini menjadi kali pertama yang menggambarkan dampak mikroplastik bagi kesehatan manusia. Masyarakat awam tentunya juga berharap bahwa temuan ini dapat mendorong banyak penelitian lainnya tentang dampak buruk mikroplastik bagi organ-organ tubuh lain seperti otak, ginjal, dan organ reproduksi.

Bagaimana Mikroplastik Masuk Ke Dalam Tubuh?

Bagaimana potongan plastik bisa menjadi sangat kecil kemudian masuk ke dalam tubuh manusia?  Dikutip dari Health Central, plastik dapat masuk ke dalam tubuh melalui beberapa cara seperti menghirupnya dari udara, dan mengonsumsinya melalui makanan dan air, kemudian masuk ke dalam jaringan suplai darahnya. Banyaknya produk-produk dari plastik sedikit banyak menyumbang jumlah partikel mikroplastik yang beredar di udara dan air.

Ilustrasi mikroplastik, sumber: liputan6.com
Ilustrasi mikroplastik, sumber: liputan6.com

Serpihan mikroplastik dalam plak darah yang menggumpal memiliki resiko yang buruk terhadap kesehatan. Dikutip dari National Geograpic, Dinding pembuluh yang lebih tebal karena pembentukan plak pada arteri jantung mengurangi aliran darah ke bagian-bagian tubuh. Kondisi inilah yang berpotensi meningkatkan risiko stroke, angina, dan serangan jantung.

Insight

Dalam tulisan terdahulu, telah diulas banyaknya sampah plastik di Indonesia dan dampaknya bagi makhluk hidup. Data-data yang diungkapkan ini secara lebih sederhana hendak menyampaikan pesan yang digaungkan sebagai peringatan agar mengurangi penggunaan plastik dalam kehidupan sehari-hari. Semoga kesadaran masyarakat dan pemerintah sungguh-sungguh terbangun dan lebih aware terhadap dampak yang ditimbulkan oleh plastik bagi hidup manusia.***
     Baca juga: Sampah Itu untuk Siapa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun