Mohon tunggu...
Krismas Situmorang
Krismas Situmorang Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger Indonesia

Teacher, Freelancer Writer

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Transparansi Kadar Gula dalam Kemasan, Apa Manfaatnya?

13 Juli 2024   15:31 Diperbarui: 13 Juli 2024   16:09 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi diabetes, sumber: https://mahasiswaindonesia.id/diabetes-pengertian-penyebab-faktor-risiko-gejala-diagnosis-dan-pengobatan/

Dalam beberapa pertemuan belakangan ini, saya sering kali mendengar perbincangan teman-teman  tentang wacana pencantuman kadar gula di dalam kemasan makanan. Perbincangan itu muncul ketika ada suguhan makanan dan minuman yang terasa manis.

Saat ini, mudah sekali menemukan gerai-gerai yang menyajikan minuman yang manis dan dingin. Apalagi, di tengah udara yang panas baik siang atau malam, minuman dingin dan manis terasa menyegarkan dan nikmat. Dengan berbagai teknik penjualan yang memikat, para pembeli akan dengan senang hati membelinya. Apalagi, di kota besar seperti Jakarta dan kota besar lainnya.

Wacana yang disiapkan oleh pemerintah itu untuk mengelompokkan makanan sehat dan tidak sehat. Saya sempat mendengar tentang isu yang sama dilakukan oleh pemerintah Singapura tahun 2023 lalu. Mereka menerapkan program Nutrigrade yang mengatur kadar gula dan lemak jenuh.

Pemerintah Indonesia meluncurkan wacana ini seiring dengan kenaikan angka kasus diabetes sampai obesitas yang cukup besar hingga 10 kali lipat dalam beberapa tahun terakhir.

Trend Obesitas dan Diabetes 

Katadata Databoks mencatat bahwa penderita diabetes di Indonesia merupakan jumlah yang terbesar kelima di dunia. Menurut data, pada tahun 2021, jumlah pengidap diabetes di Indonesia mencapai 19,47 juta dari jumlah populasi penduduk sebesar 179,72 juta. Jumlah ini menunjukkan bahwa prevalensi diabetes di Indonesia terhitung besar yakni sebesar 10,6%.

Ilustrasi penderita diabetes, sumber: https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/11/22/jumlah-penderita-diabetes-indonesia-terbesar-kelima-di-du
Ilustrasi penderita diabetes, sumber: https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/11/22/jumlah-penderita-diabetes-indonesia-terbesar-kelima-di-du

Melihat trend peningkatan penderita diabetes yang besar ini, wacana pencantuman kadar gula di dalam kemasan makanan kelihatannya menjadi hal yang penting. Jika, wacana ini terealisasi, masyarakat dapat dengan mudah mengetahui kadar gula dalam kemasan makanan atau minuman yang mereka beli.

Dalam banyak kesempatan, banyak informasi disampaikan oleh para pakar dan pemerhati kesehatan berkaitan dengan pentingnya menjaga kadar gula dalam tubuh dan manfaatnya bagi kesehatan diri. Tetapi, masyarakat awam memiliki kendala untuk mengetahui dan mengukur kadar gula yang mereka konsumsi.

Edukasi Masyarakat

Meskipun sudah ada wacana pemberian label kadar gula dan lemak pada kemasan makanan, belum dapat dipastikan apakah wacana ini secara efektif dapat mengubah perilaku konsumtif masyarakat terhadap gula atau tidak. Demikian pula implikasinya terhadap penurunan jumlah penderita diabetes secara signifikan. Namun, wacana ini diharapkan dapat membantu masyarakat mengelola asupan gula yang dikonsumsi sehari-hari.

Tentu, wacana ini tidak dapat berdiri sendiri. Perlu melakukan upaya lain yang juga sama penting seperti mengedukasi masyarakat secara terus menerus untuk mengatur pola makan sehat dan melakukan olahraga secara teratur. Selain itu, usulan untuk penaikkan cukai gula perlu juga diterapkan untuk menekan konsumsi gula yang berlebihan.

Masyarakat di perkotaan seringkali mengalami tantangan dan hambatan untuk melakukan dua aktivitas ini ditengah aktivitas mereka sehari-hari. Bisa saja, liburan akhir pekan digunakan untuk beristirahat seharian.

Menata Pola Makan

Mengatur pola makan sehat dapat dimulai dengan menyediakan makanan sehat sebagai persediaan makanan di dapur. Beberapa makanan dengan kadar gula tinggi perlu dicermati untuk dikurangi secara bijak. Misalnya cokelat, salad, sirup, selai roti, es krim, kue bolu, puding manis, dan kue donat.

Secara jenis, makanan-makanan di atas biasanya sudah dalam keadaan siap saji. Proses pembuatannya tidak diketahui sehingga kadar gula yang ada juga sulit diketahui. Jika jenis makanan ini dibuat dan diolah sendiri, diharapkan dapat mengatur jumlah kandungan gulanya.

Dikutip dari hello sehat.com, Kementerian Kesehatan telah menentukan batasan asupan gula harian yang direkomendasikan, yaitu 50 gram.Oleh karena itu, sangat penting menjaga pola makan dan mengatur konsumsi makanan dalam jumlah yang berlebihan.

Insight

Wacana pencantuman kadar gula dan lemak jenuh perlu didukung sepenuhnya. Namun, wacana ini tidak hanya berhenti pada kandungan gula dan lemak jenuh saja, tapi juga pada kandungan lain yang berpotensi memberikan efek negatif bagi tubuh. Misalnya caffein, garam, kolesterol, dan lain-lain.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun