Mohon tunggu...
Krismas Situmorang
Krismas Situmorang Mohon Tunggu... Guru - Teacher, Freelancer Writer, Indonesian Blogger

Observer of Social Interaction, Catechist in the Parish.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Membebaskan Pikiran yang Tersandera

9 Juli 2024   23:13 Diperbarui: 9 Juli 2024   23:34 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pikiran, sumber: https://www.liputan6.com/global/read/3326898/5-cara-usir-pikiran-berlebih-dari-otak-kita

Suatu hari saya berkunjung ke rumah seorang teman dekat. Bukan sahabat, namun pertemanan kami cukup dekat. Lama tak berjumpa dengannya karena kesibukan masing-masing.

Memasuki pekarangan rumahnya, saya disambut dengan teriakan "penjaga rumahnya". Ya, seekor anjing berbulu hitam dan sangar.  Penghuni rumah yang mengetahui kedatangan saya berusaha mengarahkan "sang penjaga" ke tempat tinggalnya. Saya pun dipersilahkan masuk.

Tak lama, segelas kopi hitam terhidang untuk saya. Ah, nikmat sekali rasanya. Sejak di perjalanan tadi, mata saya sudah terasa berat. Kini, perasaan itu sudah hilang entah kemana berkat hidangan kopi yang diberikan.

"Tidurnya" Sebuah Langkah

Perbincangan ringan pun dimulai. Dimulai dengan menanyakan kabar dan kesibukan kami masing-masing. Lambat laun, topik pembicaraan bergeser seputar persoalan dan tantangan yang kami hadapi masing-masing. Saya menceritakan pengalaman, tantangan yang pernah saya hadapi, dan usaha yang saya lakukan untuk mengatasi tantangan itu.

Bergantian, teman saya pun bercerita tentang tantangan yang dihadapinya. Saya tertegun sejenak mendengarnya. Dalam cerita yang disampaikan, ia terkesan tidak melakukan apa-apa, bahkan usaha yang kecil sekalipun. Ia menganggap bahwa tantangan yang dihadapi memang seharusnya ia hadapi. Pada bagian ini, saya sependapat. Namun, tidak pada bagian yang selanjutnya bahwa setiap persoalan akan berlalu begitu saja.

Menurut saya, tantangan bukan sekedar dilewati. Menurut saya, tantangan sebaiknya dihadapi dengan berusaha mencari jalan keluarnya. Usaha merupakan bagian terpenting ketika berhadapan dengan tantangan. Tanpa usaha, tantangan tidak akan berlalu begitu saja, bukan.

Sikap pasif inilah yang seringkali membuat orang gagal melangkah ke depan. Saya teringat sebuah gambar ilustrasi yang saya dapatkan melalui media online. Gambar ilustrasi itu menggambarkan 2 orang yang sama-sama menggali tanah untuk mencari harta karun. Orang pertama berhenti karena tidak mau melanjutkan penggaliannya. Padahal, harta karun yang ditujunya hanya berjarak sedikit lagi. Sedangkan orang kedua terus berusaha melanjutkan usahanya, dan usahanya membuahkan hasil.

          Baca juga: Plastik dan Ancaman bagi Penghuni Bumi

Terpenjara Dalam Cara Berpikir Lama

Kisah lain yang saya dapat sebelumnya mungkin lebih mendekati keadaan teman baik saya itu. Kisah itu tentang seekor gajah yang terikat dengan tali kecil pada kaki depannya, tapi berada di luar kandang.

Kondisi gajah itu sebenarnya memberi peluang baginya untuk pergi atau kabur. Kenyataannya, gajah itu hanya diam saja dan tidka berusaha untuk melarikan diri. Gajah itu seolah menerima saja kondisinya yang terikat dan ia hanya diam ditempatnya. Ternyata pelatih gajah itu telah mengkondisikan gajah itu sejak lama dan percaya bahwa tidak dapat melarikan diri.

Situasi yang dialami gajah itu mungkin mendekati kondisi teman baik saya itu. Ketika pikiran terpenjara pada sebuah keyakinan bahwa dirinya tidak dapat berbuat apa-apa, maka seterusnya akan demikian. Padahal seseorang dapat bebas menurut kehendaknya.

Seperti halnya gajah dalam kisah di atas,  tak jarang ada orang yang menjalani hidup dengan keyakinan teguh bahwa ia tidak dapat melakukan sesuatu, hanya karena pernah mengalami kegagalan sebelumnya. Seringkali, orang takut dan khawatir memulai langkah baru karena ia masih "terpenjara" dalam pikiran lamanya. 

Insight

Kegagalan adalah bagian dari proses pembelajaran dalam kehidupan. Pasrah pada keadaan dan tidak berbuat apa-apa akan semakin memperburuk keadaan diri. Orang demikian perlu mengubah cara pandangnya untuk memulai langkah baru. Inilah yang memungkinkan perubahan itu terjadi. Teman saya mengalami hal yang demikian, sehingga perlu diberi motivasi untuk memulai langkah barunya agar beranjak dari keadaanya saat ini. Meski tidak seketika, tetapi dengan kesabaran dan usaha terus menerus, saya yakin akan membuahkan hasil yang positif.

Refleksi

Dulu saya pun pernah mengalaminya meskipun tidak berlarut-larut. Beberapa orang mungkin saja pernah atau masih mengalaminya. Semoga kesadaran untuk terus berusaha dan bangkit dari masalah, terus digemakan dalam diri setiap saat. Semoga dan semangat !!!***

      Baca juga: Peluang Pendidikan Non Formal bagi Pendidikan Nasional

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun