Mohon tunggu...
Krismas Situmorang
Krismas Situmorang Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger Indonesia

Teacher, Freelancer Writer

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Life Skill Sebagai Modal Kemandirian Anak

26 Juni 2024   00:26 Diperbarui: 26 Juni 2024   00:42 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi life skill, sumber: https://www.orami.co.id/magazine/jenis-life-skill

Ketika melihat anak-anak berjalan, berlari, bermain, bernyanyi, berbicara, membaca, menulis dan aktivitas lainnya, orang-orang khususnya para orang tua biasanya akan merasa lucu dan gemas. Tingkah polah anak-anak bisa mengingatkan masa lalu orang tua ketika seusia mereka. Di balik perasaan lucu dan gemas itu, biasanya terselip perasaan bangga atas kemampuan yang sudah berhasil dicapai oleh anak.  

Namun, bagaimana perasaan ketika yang terjadi adalah kondisi sebaliknya? Perkembangan anak belum mencapai kemampuan yang seharusnya sudah dicapai oleh anak-anak seusianya. Capaian kemampuan yang dimaksud adalah kecakapan hidup berupa kemampuan mengurus hal-hal sederhana untuk dirinya sendiri.

Ada banyak contoh persoalan yang ditemukan seperti ketidakmampuan anak secara mandiri untuk makan dan minum, memakai baju, mengambil sesuatu, memakai pakaian, memakai sepatu dan mengikat tali sepatu, memegang pensil atau benda lain, dan sebagainya. Para orang tua tentu menginginkan anaknya tidak hanya cerdas secara akademis, tapi juga mempunyai kemampuan untuk menghadapi berbagai tantangan dan persoalan dalam hidupnya. Kemampuan inilah yang disebut sebagai life skill atau keterampilan hidup.

Minim Pembekalan

Di daerah perkotaan khususnya, anak-anak sering mendapatkan pelayanan prima dari orang-orang terdekatnya. Tak dapat dipungkiri, pelayanan prima merupakan ungkapan kasih sayang yang besar bagi anak. Sayangnya, ungkapan kasih sayang itu tidak diiringi dengan pembekalan prima pula bagi anak.

      Baca juga: Agri Field Trip Sarana Edukasi Go Green

Anak akan melewatkan momen 'istimewa' mendapatkan pengalaman belajar berharga di rumah. Akibatnya akan dihadapi ketika anak bersosialisasi di luar rumah dan jauh dari anggota keluarga yang biasa melayaninya di rumah. Pernyataan yang biasa ditemukan adalah bahwa kecakapan hidup itu tidak menjamin kesuksesan seorang anak. Bahwa pengetahuan formal dan kekuatan finansial menjadi modal kuat untuk mencapai kesuksesan. Benarkah demikian?

Tantangan Pendidikan Indonesia

Memasuki abad ke-21, tantangan global dalam dunia pendidikan di Indonesia antara lain: menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi, kemampuan bertahan dan bersaing di tengah era globalisasi. Sebagai sebuah investasi masa depan, pendidikan dilihat sebagai modal individu dan masyarakat bagi keberlangsungan dan percepatan pembangunan bangsa.

Di masa globalisasi seperti sekarang, tantangan baru dalam dunia pendidikan 'memaksa' masyarakat untuk mengembangkan potensi diri dan sumber daya manusianya secara lebih maksimal. Untuk menghadapi tantangan masa depan yang kompleks, anak dipersiapkan dimulai dari hal yang paling mendasar. Meski kodrat sebagai makhluk sosial melekat pada diri manusia, kemampuan dasar berupa kecakapan hidup tetap menjadi hal utama yang harus dikuasai oleh seseorang sejak masih anak-anak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun