Mohon tunggu...
Krismas Situmorang
Krismas Situmorang Mohon Tunggu... Guru - Teacher, Freelancer Writer, Indonesian Blogger

Observer of Social Interaction, Catechist in the Parish.

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Sampah Itu untuk Siapa

24 Juni 2024   21:09 Diperbarui: 25 Juni 2024   07:42 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
KOMPAS.com/BAGUS PUJI PANUNTUN

Di beberapa tempat, belum memiliki infrastruktur dan fasilitas pengelolaan sampah yang baik. Beberapa TPA ada yang sudah penuh sehingga terus mempengaruhi kualitas lingkungan.

Seiring dengan itu pula, kesadaran masyarakat terhadap kebersihan dan kualitas lingkungan yang bersih belum maksimal. Masyarakat masih menganggap persoalan sampah sebagai tugas dan tanggung jawab pemerintah saja. Kepedulian masyarakat terhadap penataan dan pengelolaan sampah masih rendah.

Baca juga: Partisipasi Sederhana Mengurangi Tengkes

Banyak orang masih belum sadar dan peduli terhadap dampak pembuangan sampah secara sembarangan. Contoh sederhana saja, puntung rokok yang dibuang begitu saja oleh para perokok dengan seenaknya, bungkus makanan yang dibuang begitu saja di jalanan. Mirisnya, perilaku seperti ini bahkan dilakukan juga oleh orang-orang terdidik.

Dari sisi regulasi, penegakan aturan terhadap kelalaian membuang sampah sembarangan masih sangat rendah. Kelalaian ini dianggap sebagai hal yang lumrah dan aturan hanya bersifat himbauan. Tanpa penegakan aturan yang tegas, peraturan yang ada sangat tidak efektif.

Mari kita lihat di sekitar kita, berapa banyak tempat sampah yang tersedia di tepi jalan? Minim sekali. Sebagian orang menjadi latah, ketika melihat ada sampah di jalan.

Seolah-olah hal itu melegalkan tindakan untuk boleh membuang sampah juga di jalan. Begitu terus menerus tanpa ada kesadaran untuk memutus kebiasaan itu.

Persoalan lain yang tentu masih menjadi 'pekerjaan rumah' adalah adopsi teknologi pengelolaan sampah dengan konsep daur ulang seperti pengomposan (waste to energy) belum berkembang secara masif.

Ilustrasi sampah, sumber: https://citarumharum.jabarprov.go.id/sampah-das-citarum-capai-15-838-ton-hari/
Ilustrasi sampah, sumber: https://citarumharum.jabarprov.go.id/sampah-das-citarum-capai-15-838-ton-hari/

Apa yang harus dilakukan?

Tindakan kuratif untuk mengatasi masalah ini bukan lagi hal baru. Begitu pula tindakan yang bersifat pencegahan (preventif). Sudah banyak informasi yang bisa digunakan dalam rangka mengatasi persoalan sampah.

Sesegera mungkin mengupayakan berbagai tindakan dengan pendekatan yang menyeluruh dan terpadu seperti: penegakan aturan secara konsisten, peningkatan infrastruktur, edukasi masyarakat terus menerus, dan pengembangan teknologi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun