Mohon tunggu...
Krismas Situmorang
Krismas Situmorang Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger Indonesia

Teacher, Freelancer Writer

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Agri Field Trip Sarana Edukasi Go Green

11 Juni 2024   20:47 Diperbarui: 11 Juni 2024   21:43 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi panen kangkung, sumber: dokumentasi pribadi.

Menjelang berakhirnya Tahun Ajaran 2023/2024, para siswa yang sudah menyelesaikan Penilaian Akhir Tahun biasanya melakukan kegiatan yang ringan untuk meredakan ketegangan pasca ujian. Salah satu sekolah di bilangan Menteng, Jakarta, SD Santo Bellarminus, tidak melewatkan kesempatan ini.

Para siswa melakukan kegiatan Field Trip dengan konsep agri edukasi di salah satu tempat di Bogor. Kegiatan ini melibatkan 110 siswa mulai dari Kelas 1 sampai Kelas 5. Beberapa kegiatan outing class dirancang agar aktivitas siswa lebih bermakna sambil mendapatkan pengetahuan langsung di alam dengan cara yang menyenangkan. Para siswa diperkenalkan dengan beberapa aktivitas pertanian berupa pengetahuan dasar dan praktik-praktik ilmu pertanian sederhana.

Belajar Menanam

Para siswa mengawali proses belajarnya dengan belajar menanam. Pengetahuan dasar seputar pertanian yang diberikan berupa pengenalan cara menanam dengan metode klasikal  dan metode hidroponik.

Outing class pertama yang dilakukan para siswa adalah belajar tentang menanam dengan metode tanam hidroponik. Hal yang diperkenalkan kepada siswa adalah pembuatan media tanam, pendistribusian air, perawatan, dan pengenalan peralatan. Meski tergolong baru, para siswa dapat melihat dan mengenal secara langsung tanaman-tanaman yang ditanam dengan cara hidroponik.

    Baca juga: Green Jobs, Peluang Kerja Masa Depan bagi Milenial Indonesia

Di outing class yang sama, para siswa juga memperoleh pengetahuan juga tentang cara menanam secara klasikal yaitu menanam dengan menggunakan media tanah. Siswa mendapatkan pengetahuan tentang proses menanam secara bertahap, pengolahan media tanah yang digunakan dan komposisinya.

Siswa juga belajar cara memasukkan tanah ke dalam polybag sesuai takaran yang diperlukan, meletakkan benih/biji dengan posisi yang tepat, menutupnya kembali dengan tanah dan aturan menyiram air di atasnya. Meski tergolong baru, para siswa melakukan aktivitas ini dengan penuh antusias.

Panen Kangkung Hidroponik

Sebagai selingan dan untuk menambah kegembiraan, para siswa diajak untuk memanen tanaman kangkung hasil budidaya dengan metode hidroponik. Para siswa merasa antusias karena dapat melihat dan mempraktikkan langsung cara memanen sayur.

Ilustrasi panen kangkung, sumber: dokumentasi pribadi.
Ilustrasi panen kangkung, sumber: dokumentasi pribadi.

Beragam reaksi anak saat memanen sayur. Ada yang baru mengenal jenis sayur kangkung, ada kagum dengan kesuburannya, ada yang kesulitan melepas cangkang media tanamnya. Semuanya merasa antusias dan gembira.

 Praktik Mencangkok

Siswa Kelas 4 dan Kelas 5 melakukan aktivitas berikut berupa praktik mencangkok tanaman. Siswa memperoleh pengetahuan tentang cara mencangkok dan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mencangkok seperti ketentuan batas pencangkokan dalam satu dahan. Secara bergantian dan kolaborasi, siswa melakukan aktivitas ini bersama-sama dan bergantian.  

Ilustrasi mencangkok, sumber: dokumentasi pribadi.
Ilustrasi mencangkok, sumber: dokumentasi pribadi.

Pengetahuan Lain

Siswa kelas 1, kelas 2, dan kelas 3 melakukan aktivitas pengenalan lokasi pertanian. Mereka melihat langsung lokasi penanaman tanaman. Mereka bersemangat meski cuaca mulai menghangat.

      Baca juga: Board Games: Bermain dan Belajar yang Menyenangkan

Hal lain yang dilihat adalah proses pembuatan pupuk kompos. Tempatnya berada di sebuah ruangan yang cukup luas. Para siswa dapat melihat proses pembuatan pupuk mulai dari pengumpulan sampah-sampah organik hingga proses pembusukan. Mereka juga diajak untuk mencoba memasukkan sampah daun-daun kering ke dalam mesin pencacah daun.

Ilustrasi composting, sumber: dokumentasi pribadi.
Ilustrasi composting, sumber: dokumentasi pribadi.

Meski aroma daun-daun busuk kurang mengenakkan, para siswa sangat antusias mengetahui dan belajar proses pembuatan pupuk kompos ini. Dari sini, mereka mengetahui bahwa tanaman pun memerlukan makanan seperti halnya manusia.

Maggot

Tak ketinggalan, para siswa juga diajak untuk mengenal maggot, yaitu sejenis larva lalat yang disebut juga Black Soldier Fly (BSF) atau Hermetia illucens. Lalat ini memiliki siklus hidup mulai dari maggot (larva), prepupa, pupa, hingga serangga dewasa. Morfologi dari maggot (larva) adalah warna yang putih kekuningan dan tubuh yang lunak. Maggot memiliki kemampuan mengolah limbah bahan organik menjadi sumber pakan yang bernilai tinggi. Contoh limbah organik adalah limbah pertanian, sisa makanan, dan kotoran hewan dapat dicerna dan dimakan oleh maggot.

Belajar keterampilan

Para siswa juga belajar membuat kreasi kokedama. Kreasi kokedama merupakan kreativitas pembuatan pot berbahan sabut kelapa yang dibuat sedemikian rupa dengan cara yang kreatif. Sabut kelapa dijadikan sebagai wadah media tanam yang dihiasi ornamen yang unik.

Gambar ilustrasi kokedama, sumber: https://www.fimela.com/lifestyle/read/3755745/kokedama-merawat-tanaman-dengan-cara-unik
Gambar ilustrasi kokedama, sumber: https://www.fimela.com/lifestyle/read/3755745/kokedama-merawat-tanaman-dengan-cara-unik

Perjalanan para siswa pun berakhir dengan pembagian "oleh-oleh" kreasi tangan mereka sendiri. Momen berharga ini menjadi pembelajaran yang tak terlupakan bagi para siswa. Belajar, bermain, dan bergembira, dan berinteraksi dengan alam. Pengalaman yang mereka bawa akan menjadi inspirasi bagi pelestarian lingkungan di masa mendatang. Semoga pengalaman ini menciptakan peluang Green Jobs yang turut menghijaukan bumi, Saudara kita.***

     Baca juga: Meraih Asa di Antara Dua Tanggung Jawab

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun