Terseok-seok di tepi jalan,
di atas aspal jalanan, tapi tidak menapak.
Memandang lurus ke depan,
berharap memotong jarak.
Sementara pikulan semakin manja,
duduk manis di atas pundak,
diam tak mau tahu.
Ingin memilih, tapi tak ada pilihan,
ingin bermanja, tak ada tempat,
terus... dan terus, jangan berhenti.
Pada saatnya, pikulan harus jatuh,
dan tersenyumlah,
memulai pikulan baru.***
▐ Baca juga:Jam Malam
▐ Baca juga: Cermin Dibelah Muka
▐ Baca juga: Tangga: Atas dan Bawah
▐ Baca juga: Kedua: Tour Merapi
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!