Mohon tunggu...
Krismas Situmorang
Krismas Situmorang Mohon Tunggu... Guru - Teacher, Freelancer Writer, Indonesian Blogger

Observer of Social Interaction, Catechist in the Parish.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Kedua: Tour Merapi

28 Mei 2024   21:57 Diperbarui: 28 Mei 2024   22:23 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: ilustrasi rute perjalanan di Merapi. Sumber: dokumentasi pribadi. 

Perjalanan ke Gunung Merapi pada hari itu sangat ramai. Mungkin efek libur panjang di akhir pekan, banyak pengunjung yang datang ke Gunung Merapi. Bagi saya, semula kunjungan ini terasa biasa saja, meskipun ada sedikit rasa khawatir mengingat peristiwa yang terjadi pada Gunung Merapi sebelumnya. Namun, di akhir perjalanan ini, ada rasa kagum pada kebesaran Tuhan. Betapa Ia sangat mengasihi manusia dengan berbagai pengalaman hidup manusia, baik pahit maupun menyenangkan.

Si Tua Nan Tangguh

Perjalanan ke Gunung Merapi difasilitasi dengan transportasi mobil jeep yang gagah. Bagaimana tidak. Jenis kendaraan ini tergolong kendaraan produksi "tahun tua" yang sempat berjaya di masa kecil saya. Di tempat ini, saya melihat betapa tangguhnya kendaraan ini meskipun sudah berusia tua. Tentu, kondisi itu tidak tercapai tanpa perawatan yang baik pula.

Melewati terjalnya jalanan yang penuh debu, kami diantar menuju beberapa titik tempat yang menjadi objek wisata. Rute perjalanan naik yang kami lalui tergolong terjal, berbatu, dan mendaki. Kami disuguhi pemandangan khas gunung yang penuh dengan pepohonan. Sesekali terdapat rumah, entah berpenghuni atau tidak. 

Pengemudi jeep yang membawa kami dengan ramah menjelaskan banyak hal seputar peristiwa letusan gunung Merapi. Ia memberitahukan salah satu titik di gunung tersebut yang menjadi lokasi peristirahatan terakhir warga yang terkena abu vulkanik ketika letusan Gunung Merapi. Ia juga mengatakan bahwa lokasi tersebut sebelumnya merupakan perkampungan warga.

Gambar: ilustrasi rute perjalanan di Merapi. Sumber: dokumentasi pribadi. 
Gambar: ilustrasi rute perjalanan di Merapi. Sumber: dokumentasi pribadi. 

Museum Mbah Maridjan

Sayai sampai pada salah satu tempat yang ramai dikunjungi. Tempat ini merupakan lokasi peristirahatan terakhir Mbah Maridjan, juru kunci Gunung Merapi. Terdapat pula beberapa kendaraan seperti sepeda motor dan mobil yang dahulu digunakan sebagai alat transportasi untuk mengevakuasi warga dari Gunung Merapi. Kondisi kendaraan itu rusak parah karena panasnya abu vulkanik. Kondisi yang sama juga terlihat pada barang-barang rumah tangga. 

Informasi seputar peristiwa meletusnya Gunung Merapi disajikan berupa gambar dan teks pada dinding rumah yang kini menjadi museum tersebut. Saya merasa mendapatkan pengetahuan langsung terkait peristiwa tersebut.

Gambar: ilustrasi museum Merapi. Sumber: dokumentasi pribadi.
Gambar: ilustrasi museum Merapi. Sumber: dokumentasi pribadi.
Saya dapat melihat langsung bagaimana kondisi rumah, perabotan, dan lingkungan ketika peristiwa Merapi terjadi. Betapa hebatnya kerusakan yang terjadi dan merusak rumah, benda-benda, dan makhluk hidup. Ada juga benda vulkanik yang kini telah mengeras menjadi batu-batu. Saya membayangkan seolah peristiwa itu terjadi nyata pada saat itu. Saya bisa membayangkan kengerian dan kecemasan yang terjadi dalam peristiwa letusan gunung Merapi itu. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun