Sehebat apapun teknologi, tentu akan memiliki keterbatasan yang harus terus dievaluasi dan diperbaiki. Teknologi AI pun masih dalam tahap eksplorasi yang menungkinkan ragam keterbatasan yang harus diatasi.
Penerapan AI di dunia nyata masih kurang. Performa AI medis yang luar biasa pada fase eksperimental dengan menggunakan serangkaian data spesifik berkualitas tinggi, belum dapat mewakili kinerjanya di dunia nyata.
Kualitas, kinerja, keamanan, dan keunggulan sistem AI perlu mendapatkan jaminan kualitas melalui serangkaian prosedur standar. Tentu saja, prosesnya harus divalidasi melalui uji klinis yang ketat.
Selain itu, perlu adanya rumusan undang-undang, peraturan, pedoman etika dan relevansi akuntabilitas yang mengatur keamanan dan perlindungan informasi dan privasi data medis pasien.
Penggunaan teknologi AI Medis secara luas sedikti banyak dapat mempengaruhi relasi klasik antara dokter-pasien. Relasi ini berpotensi memberikan dampak negatif terhadap lingkungan layanan kesehatan.
Teknologi, Akal Budi, dan Kesadaran Iman
Harapannya, teknologi AI medis yang lebih cerdas dan andal dapat dikembangkan di masa depan. Kita tentu sangat bersyukur atas berbagai pencapaian manusia ini. Namun, satu hal perlu diingat, bahwa semua capaian ini tidak menjadi gambaran kesombongan manusia yang berupaya menyamai Sang Pencipta.
Teknologi perubahan tercipta sebagai buah dari penggunaan akal budi yang dianugerahkan Sang Pencipta bagi manusia. Tujuan penggunaan akal budi itu tentu saja untuk membantu manusia secara luas dalam kehidupannya.
Jangan sampai, teknologi yang terus meningkat dijadikan sebagai sarana meraih keuntungan dari penderitaan manusia lainnya untuk kepentingan pribadi atau kelompok.
Nah, bagaimana menurut Pembaca?***
***