Mohon tunggu...
Krismas Situmorang
Krismas Situmorang Mohon Tunggu... Guru - Teacher, Freelancer Writer, Indonesian Blogger

Observer of Social Interaction, Catechist in the Parish.

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Pilihan

Ada Apa, Pagi dan Sore Jalanan Masih Macet Parah?

3 April 2024   21:07 Diperbarui: 3 April 2024   22:12 178
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: Kemacetan parah akibat banjir di sejumlah ruas jalan. Sumber: dokumentasi penulis.

Pagi ini, perjalanan menuju tempat bekerja terasa lama. Sepanjang lima kilometer kendaraan bagai tersusun rapi di jalanan. Beradu kecepatan dengan waktu di tengah rintik hujan yang hampir usai, sampailah di titik kemacetan. 

Tanggul kali yang berada di sisi kiri Jalan Raya Bogor, persis di pertigaan jalan menuju Taman Mini Indonesia Indah, jebol. Arus air yang deras, membuat beberapa kendaraan urung melintas. Beberapa yang lain nekat melintas di tengah arus air yang deras. Akibatnya, ada kendaraan yang jatuh dan ada yang mogok di tengah arus yang deras.

Beruntung, saya mengambil sisi yang lain, sehingga tidak harus mengalami penderitaan seperti yang dialami pengendara lain. Tak urung, saya terlambat sampai di tempat kerja. Perasaan sudah tak tenang karena terlambat.

Sore ini, hujan turun sangat deras. Menjelang jam empat sore, saya memutuskan pulang ke rumah. Tapi, keberuntungan tidak berpihak kepada saya. Perjalanan rutin harian yang memiliki jarak 21 km menuju rumah harus dengan kemacetan lagi. Biasanya waktu tempuh melalui perjalanan dari rumah menuju tempat kerja sekitar 40 menit. Ah, sepertinya sore akan memakan waktu lebih lama.

Banjir Kramat Jati, sumber: youtube.com/KompasTV
Banjir Kramat Jati, sumber: youtube.com/KompasTV

Di berbagai tempat, terdapat penumpukan kendaraan, para pedagang sudah mulai berjejer di tepi jalan. Di beberapa titik ada penumpukan sepeda motor yang menepi. 

Titik macet dengan banjir yang tadi pagi dilewati, kini harus dilalui kembali. Tetapi kali ini, kondisinya lebih parah karena debit air yang mengalir sangat besar. Banyak sepeda motor yang nekat melintas harus mati di tengah arus air yang deras. Kasihan sekali.

Saya memutuskan memutar arah mencari jalan alternatif yang lain meskipun dengan jarak yang lebih panjang. Saya masih tetap mengalami kemacetan tetapi tidak separah keadaan yang saya hindari.

Setelah tiga jam bermacet ria, sampailah di rumah dengan perut lapar dan lelah. Semoga perjalanan esok hari lebih baik.*** 

    

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun