Kabut pagi menebal putih
menyelimuti mentari yang mengintip
di ujung jalan, bersembunyi diantara daun-daun yang basah
menantang terhampar bersama harapan nyaris pudar
duri dan batu merintangi dengan kokoh, tiada ragu, tiada takut ...
hanya cita-cita yang menggebu
tawa tipis di tikungan jalan, ragu, sinis, tertunduk
dalam keheningan jiwa tapi tak punya kekuatan,
bergegas, mencoba tersenyum, mengepal mencari genggaman harap,
ingin suatu saat nanti, di ujung sana
ingin bermimpi dan bangun di saat yang sama,
meski ingin menyerah, bosan,
lintasan keras dan berliku, tak kunjung menemukan akhir,
ahhh.... teriak, dimana ujungnya?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H