Mohon tunggu...
Krismas Situmorang
Krismas Situmorang Mohon Tunggu... Guru - Teacher, Freelancer Writer, Indonesian Blogger

Observer of Social Interaction, Catechist in the Parish.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ketika Pedagang Kecil Menjamur di Pemukiman Padat Penduduk

10 Maret 2024   19:00 Diperbarui: 10 Maret 2024   22:45 161
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di beberapa sudut kota di wilayah Jakarta, mudah sekali menemukan pedagang-pedagang kecil di sepanjang jalan. Pedagang tetap cukup banyak dan lokasinya berdekatan. Jenis barang dagangannya juga hampir sama yaitu jajanan, kuliner dan kebutuhan sehari-hari.

Dilihat dari segi lokasinya, pedagang itu ada yang menetap dan tidak menetap. Pedagang yang menetap salah satunya menjadikan rumah tempat tinggalnya sebagai lokasi berjualan. Sedangkan, pedagang yang tidak menetap atau biasa disebut pedagang keliling biasanya berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain.

Maraknya pedagang, baik yang menetap ataupun yang tidak menetap telah menimbulkan berbagai pertanyaan. Umunya pertanyaan yang muncul adalah seputar roda usaha yang dijalankan dan kemungkinan pedagang itu dalam meraih keuntungan usahanya. Pertanyaan yang muncul antara lain: bagaimana cara pedagang dapat memperoleh pembelinya? Apakah mereka mendapat keuntungan yang berarti? Apakah dagangannya mudah terjual? Bagaimana cara mereka meraih minat beli konsumen?

Tingkat penjualan yang kompetitif yang ditandai dengan maraknya penjual secara tidak langsung "memaksa" para pedagang kecil ini menerapkan berbagai teknik dagang yang yang mereka tahu dan kuasai (sebagian bahkan mungkin saja hanya coba-coba). Tujuan mereka adalah menarik pembeli sebanyak-banyaknya untuk memperoleh keuntungan secara ekonomis yang sebesar-besarnya.

Kondisi usaha demikian, diibaratkan seperti berada sebuah kolam pemancingan yang dipenuhi para pemancing dengan jumlah ikan di kolam yang terbatas. Kolam pemancingan diibaratkan sebagai pasar pertemuan pembeli dan penjual. Pemancing diibaratkan adalah para penjual yang memenuhi kolam (baca: pasar). Sedangkan, ikan diibaratkan sebagai calon-calon konsumen.

Dalam hal ini, penjual akan berusaha sekuat tenaga memberikan layanan terbaik untuk menarik minat pembeli. Tetapi, bukan hal yang mudah menarik pembeli. Banyak hal yang perlu diperhatikan agar pembeli tertarik. 

Di era perdagangan bebas seperti sekarang, layanan menjadi hal yang mutlak untuk diperjuangkan selain produk yang di tawarkan. Oleh karena itu, rasanya agak sulit menemukan kondisi yang menguntungkan dari sisi harga.

 Tren menjamurnya pedagang kecil di pemukiman padat penduduk di Jakarta mungkin dapat dilihat dari beberapa sudut pandang:

Urbanisasi dan Pertumbuhan Penduduk

Jakarta merupakan salah satu kota dengan tingkat urbanisasi yang tinggi di Indonesia. Pertumbuhan penduduk yang cepat menyebabkan permintaan akan barang dan jasa meningkat. Kehadiran pedagang kecil menjadi respons terhadap kebutuhan masyarakat yang tinggal di daerah pemukiman padat penduduk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun