Dari balik gerobak kecilnya, Maya melihat senyum di wajah anak itu, dan dia tahu bahwa dia telah membuat perbedaan. Baginya, memberi lebih penting daripada menerima. Itulah kebahagiaannya.
Suatu hari, Maya mendapat sebuah tawaran dari seorang pengusaha kopi besar untuk membuka kedai kopi tetap. Namun, Maya menolaknya dengan tulus. Baginya, kebahagiaan bukanlah tentang uang atau kesuksesan bisnis semata. Kebahagiaan adalah tentang bisa memberikan dan menerima cinta, dan itulah yang dia temukan dalam setiap cangkir kopi yang dia hidangkan.
Saat matahari mulai naik, Maya memutuskan untuk melanjutkan perjalanan. Meskipun kaki dan tubuhnya lelah, hatinya dipenuhi dengan kepuasan. Dia tahu bahwa dia telah melakukan yang terbaik hari ini, dan besok akan menjadi hari yang lebih baik.
Dengan senyum di bibirnya, Maya melangkah maju, membawa aroma kopi yang harum di udara. Dia adalah wanita penjual kopi keliling, tetapi bagi banyak orang, dia adalah sumber inspirasi dan kebaikan.***
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H