Mohon tunggu...
Krismas Situmorang
Krismas Situmorang Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger Indonesia

Teacher, Freelancer Writer

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jejak-jejak Tak Bertuan

9 Februari 2024   18:40 Diperbarui: 9 Februari 2024   19:09 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi, sumber: https://www.istockphoto.com/id/bot-wall?returnUrl=%2Fid%2Ffoto%2Fcetak-sepatu-di-tanah-gm472191190-63983275 

Di sebuah kota kecil yang dikelilingi oleh perbukitan hijau, hiduplah seorang pemuda bernama Jalma. Ia adalah seorang pemuda pemimpi. Jalma selalu merindukan petualangan di luar kota kecil tempat tinggalnya.

Namun, keterbatasan ekonomi dan tanggung jawabnya sebagai anak sulung dalam keluarganya membuat ia terjebak dalam rutinitas sehari-hari yang itu-itu saja. Berkali-kali ia merenung di bawah pohon kesayangannya. Ia menatap pemandangan kota kecil di hadapannya. Hatinya merasa galau, seolah khawatir membayangkan kejelasan masa depannya.

Suatu hari, ketika Jalma sedang duduk di bawah pohon kesayangannya, ia melihat selembar kertas terlipat di antara rerumputan. Dengan penuh rasa ingin tahu, ia mengambil kertas tersebut dan membacanya. Di atas kertas itu tertulis petunjuk-petunjuk tentang sebuah jejak yang konon akan membawa orang yang mengikutinya ke tempat-tempat yang belum pernah diketahui sebelumnya.

           Baca juga: Diantara Pohon Cemara

Tanpa berpikir panjang, Jalma memutuskan untuk mengikuti jejak tersebut. Setiap pagi, sebelum fajar menyingsing, ia memulai perjalanannya. Ia mengikuti jejak-jejak yang tergambar di sepanjang jalan dan petunjuk-petunjuk pada kertas tersebut. Ia melewati hutan yang lebat, sungai-sungai yang mengalir deras, dan bukit yang tinggi.

Selama perjalanannya, Jalma bertemu dengan berbagai macam orang. Ada petani yang murung karena panenannya gagal, Ada pedagang keliling yang berbagi cerita tentang tempat-tempat yang belum pernah ia datangi sebelumnya. Ada juga seekor burung camar yang menuntunnya melewati rawa-rawa yang berbahaya.

Saat matahari terbenam di ufuk barat, Jalma akhirnya mencapai tujuannya. Di depan matanya terbentang sebuah desa kecil yang indah, tersembunyi di balik bukit-bukit hijau. Penduduk desa menyambutnya dengan hangat. Jalma merasa seolah menemukan keluarga baru di tempat yang jauh dari rumahnya. Keramahan penduduk dan suasana lingkungan baru membuatnya tersenyum. Ia pun memutuskan untuk tinggal di desa itu.

        Baca juga: Nyanyian Penutup Malam

Setelah beberapa waktu tinggal di tempat itu, Jalma merasa bahwa perjalanannya tidak lagi tak bertuan. Jejak-jejak yang ia ikuti membawanya pada tempat yang sekarang ia sebut sebagai rumah kedua. Ketika kembali ke kota kecil tempat ia berasal, Jalma membawa pulang pengalaman berharga dan kenangan tak terlupakan dari perjalanannya yang tak bertuan itu.

Cerita ini mengilustrasikan pentingnya memiliki keberanian untuk mengejar impian dan petualangan meskipun terdapat ketidakpastian di depan. Jalma memilih untuk mengikuti jejak tak bertuan tanpa mengetahui akhir dari perjalanan tersebut, tetapi keberaniannya membawa dia pada pengalaman-pengalaman baru yang berharga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun