Mohon tunggu...
Krismas Situmorang
Krismas Situmorang Mohon Tunggu... Guru - Guru, Blogger Indonesia

Teacher, Freelancer Writer

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hujan Malam

31 Januari 2024   22:13 Diperbarui: 3 April 2024   12:42 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hujan yang turun lembut di malam gelap, 

Menyentuh bumi dengan pelukan hangat. 

Tetesan air merayapi daun-daun, 

Seolah nyanyian diam dalam keheningan malam

Di langit, awan menderu berderap, 

Menari-nari dalam irama tak terdengar. 

Mata air langit menetes perlahan, 

Menyirami dunia dengan kasih sayangnya.

Di sini, aku duduk di bawah atap, 

Menikmati alunan hujan yang menenangkan. 

Setiap tetes menyiratkan kisah, 

Mengungkapkan rahasia yang tersembunyi.

 

Pelukan hujan seperti lagu pelipur, 

Mengobati luka-luka di hati yang terluka. 

Dalam setiap tetes yang jatuh, 

Ada cerita tentang kehidupan yang bersemi.

 

Hujan yang turun seperti puisi, 

Menyusun kata-kata dalam goresan tak kasat mata. 

Membentuk lukisan yang penuh makna, 

Menyampaikan pesan dari alam yang lembut.

Hujan, engkau adalah penyair abadi, 

Mengukir cerita di atas lembaran langit. 

Dalam redup malam, engkau datang, 

Membawa damai dan kenangan yang abadi.***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun