Mohon tunggu...
Krismas Situmorang
Krismas Situmorang Mohon Tunggu... Guru - Teacher, Freelancer Writer, Indonesian Blogger

Observer of Social Interaction, Catechist in the Parish.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Upaya Memastikan Lingkungan Bermain yang Aman Pada Anak

23 Januari 2024   19:10 Diperbarui: 9 Februari 2024   22:17 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: Ilustrasi, Sumber: https://www.citraalam.id/post/jenis-lingkungan-bermain-yang-mendidik-anak

Jodi, salah seorang siswa salah satu sekolah dasar berlari ke luar kelas. Salah seorang temannya mengejar. Ia pun menarik Jodi ke pojok ruang kelas di balik pint keluar. Keduanya tertawa bersama. Jodi kemudian di dorong agar terduduk, tetapi Jodi justru menjatuhkan diri di lantai. Beberapa teman lainnya mendekati Jodi yang tertelungkup di lantai. Wajahnya masih tersenyum. Tidak terlihat ekspresi sakit pada wajahnya. Salah satu temannya duduk di atas tubuh Jodi seraya berakting seperti seorag pemenang dalam adu gulat. 

Ini sekelumit kisah beberapa siswa dari salah satu sekolah. Waktu istirahat di sekolah biasa digunakan untuk bermain dan berinteraksi dengan sesama teman sekolah atau teman sekelas. 

Hal yang menarik untuk dicermati adalah mereka tampak bebas melakukan aktivitasnya. Seolah-olah tidak ada hal yang membatasi kegiatan bermain mereka. 

Namun, sekolah atau siapapun perlu mencermati aktivitas bermain anak, agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.

Oleh karena itu, keselamatan bermain pada anak harus menjadi perhatian yang serius. 

     Baca juga: Perbuatan Baik, Akankah Ditanggapi Baik?

Berikut ini ada beberapa hal yang perlu menjadi pertimbangan dalam rangka pengawasan bermain anak.

Anak-anak memang belum mampu mengendalikan dirinya secara maksimal. Fokus aktivitasnya hanya satu hal yaitu bermain. 

Terlalu asyik bermain sering membuat mereka lupa berbagai hal yang menjadi pertimbangan keselamatan dirinya dan orang lain.

Anak perlu diajarkan tentang aturan keselamatan yang relevan dengan aktivitas bermain mereka. Ajarkanlah konsep penialian resiko yang tepat di usia mereka. 

Potensi terjadinya bahaya  seperti terkilir, luka dan berdarah akibat tindakan "tak sengaja" saat bermain. Konsep ini membantu anak untuk membuat Keputusan yang bijak saat bermain dan berkegiatan.

       Baca juga: Makan Petai, Apa Manfaatnya? 

Pengetahuan tentang konsekuensi akibat bermain tanpa aturan juga perlu diketahui dan dimengerti. Hal ini penting pada saat tidak ada orang dewasa di antara mereka.

Alangkah baiknya jika anak mendapat pengetahuan tentang konsep berbagi dan bersosialisasi dalam kelompok bermain. Pengetahuan ini juga dapat membantu mengurangi resioko kecelakaan. Selain itu, berguna dalam perkembangan sosial mereka.

Anak sering meniru perilaku orang dewasa. Maka, pengalaman menonton hiburan perlu dikendalikan.

     Baca juga: Tantangan Mengelola Pendapatan yang Terbatas versus Harapan Kualitas Hidup

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tulis opini Anda seputar isu terkini di Kompasiana.com

Di manapun anak berada, ketika bersama anak, orang dewasa perlu melakukan pengawasan dan peringatan bila diperlukan.

Tentu perlu memikirkan dan memastikan lingkungan bermain yang aman, baik di rumah, sekolah, tempat wisata, atau di mana saja.

Semoga informasi ini bermanfaat!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun