Suatu ketika ia mendapat kesempatan mengisi pentas Stand Up Comedy. Namun sayang, penampilannya yang buruk membuat ia kehilangan pekerjaannya. Penampilan buruknya justru disebarluaskan oleh pembawa acara tersebut sehingga ia merasa dipermalukan.
Cerita ini cenderung gelap dan muram dan sempat diperkirakan akan mempengaruhi psikologis penontonnya. Inilah beban moral film ini sekaligus merupakan keprihatinan moral yang hendak disampaikan kepada penonton.
Rekonstruksi Persoalan
Bagaimana merekonstruksi persoalan?
Rekonstruksi adalah upaya untuk menempatkan setiap bagian persoalan sesuai dengan tempat, takaran, maksud dengan mempertimbangan berbagai hal yang dapat merugikan diri sendiri. Dalam bahasa sehari-hari, orang sering mengatakan agar berpikir dengan jernih dan hati yang tenang. Maka, orang dapat memahami persoalan dengan positif.
Tidak mudah merekonstruksi persoalan hidup sesuai dengan tempat dan porsinya. Orang diharapkan mengenali dirinya lebih  mendalam. Pengenalan diri penting untuk membawa seseorang kepada realitas hidupnya, dan belajar memahami hidupnya sekaligus mengenal dirinya.Â
Kemampuan untuk memahami realita kehidupannya itulah yang mengarahkan manusia kepada sikap sabar. Kesabaran hidup membantu manusia bertindak lebih terbuka dan berbesar hati. Sikap ini sekaligus mengarahkan manusia untuk melakukan tindakan perbaikan bagian-bagian dalam hidupnya.Â
Dengan kesabaran itu, orang secara tidak langsung menerima realitas kehidupan di lingkungannya. Realitas itu dapat digunakan sebagai pendorong atau motivasi untuk membuat perubahan baik cara pandang, sikap dan perilaku sehari-hari.
Nah, apakah Anda sudah menonton filmnya? Semoga film ini berguna sebagai bahan refleksi dan menemukan makna tersirat dalam kisahnya.
Jangan lupa untuk mengambil hikmah dan nilai positifnya ya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H