Mohon tunggu...
Eko Kristie
Eko Kristie Mohon Tunggu... Guru - Payung itu melindungi diri. Payung itu norma, tradisi, agama, dan segala sesuatu yang menjadikan hidup semakin nyaman.

Pada mulanya adalah kata-kata. Itulah awal Tuhan Allah mengenalkan dunia. Ayo, saling mengenal untuk memuliakan karya agung-Nya!

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"John Wick Chapter 3 Parabellum", Kerinduan Penonton kepada Sosok Idola

26 Mei 2019   11:42 Diperbarui: 26 Mei 2019   11:47 98
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

(Artikel tentang film ini sudah ada yang menyusunnya. Saya berusaha melengkapi dari sisi lainnya. Oya, nama Parabellum diambil dari frasa bahasa Latin Si vis pacem, para bellum yang artinya "Bila kamu menginginkan perdamaian, bersiaplah untuk perang".)

Sejak awal, karena melanjutkan adegan terakhir di chapter 2, alur sudah meninggi. John Wick telah di-ekskomunikasi oleh sindikatnya. Dirinya terus berlari mencari keselamatan diri, waktu bebas dari perburuan hanya satu jam. 

Namun, di sana sini sudah dihadang para pemburu hadiah. Dirinya menuju ke perpustakaan untuk mengambil sesuatu yang akan memperpanjang hidupnya. Manakala koin-koin dan tasbih bersalib ditemukan, seseorang sudah muncul untuk membunuhnya. 

Inilah pertarungan dengan senjata pembunuh berupa buku, aneh tapi nyata. Barangkali bermaksud menyampaikan pesan bahwa buku untuk dibaca, tidak untuk dimakan, hahaha! Lawannya pun ambruk tanpa ampun akibat buku setebal kamus, cerita pun bergulir dan berputar di kepala penonton.

Tatkala Anda berumur 55-an lalu bermain ketangkasan dengan orang-orang berusia 30-an, Anda hanya mampu mengimbangi dengan semangat. Selebihnya, Anda harus lebih sering bertahan daripada beraksi. Itulah yang terjadi dengan Keanu Reeves, aksi John Wick pun sudah mulai tidak lincah dan gesit lagi. Namun, cukup mengobati kerinduan penggemar untuk menyaksikannya berlaga.

 Sekuel 3 (Parabellum) melanjutkan kisah John Wick yang nekat membunuh di wilayah netral (terlarang) yaitu Hotel Continental yang dimanajeri oleh Winston (supervisor pembunuh profesional). 

John Wick akhirnya diburu oleh semua pembunuh bayaran dan kelompoknya. Pelanggaran terhadap kode etik itu juga berakibat John Wick dipecat dari keanggotaan sindikat. Winston memberi kesempatan kepada John Wick untuk melarikan diri. 

Lepas dari satu jam dirinya akan diburu, seban nyawanya seharga 14 juta dolar, yang akan naik satu juta dolar jumlahnya tiap satu jam. Sangat menggiurkan bagi pemburu hadiah.

Cerita pun bergulir dengan kemunculan High Table, otoritas tertinggi yang berwenang mengampuni dan menyetop perburuan terhadap John Wick. Alur yang berputar-putar diikat dengan kehadiran sosok ajudikator (Sofia) yang muncul mewakili High Table. 

Tugas ajudikator adalah menengahi, menyanksi, dan mengeksekusi. Di dalam pelariannya, John Wick berhasil menemui High Table, diampuni dengan syarat kesetiaan melayani: memotong jari manis sendiri. 

Cincin nikahnya disimpan Sang High Table -- lapis sindikat tertinggi di kalangan pembunuh bayaran. Winston yang membiarkan John Wick melarikan diri, diberi kesempatan tujuh hari melepas kedudukan istimewanya. Ajudikator pun pergi untuk membereskan masalah lainnya. John Wick ditugaskan untuk menghabisi Winston, tapi keeratan hubungan mereka justru bersepakat melawan High Table.

 Perang tidak terelakkan antara kaum yang setia kepada High Table dengan kubu pembangkang Winston & John Wick. Kubu pembangkang berada di atas angin, ajudikator mengusulkan perundingan. 

Hasilnya, Winston harus menghabisi John Wick yang masih tergopoh-gopoh masuk ke ruang pertemuan runding. Winston segera menembakinya, John Wick terpelanting dari jendela hotel, jatuh berdebam jalan. Ajudikator merasa puas, tidak tahu bahwa John Wick diselamatkan kelompok mafia yang lain.

 Dalam kondisi terpuruk (di gerobak sampah) akibat luka tembak, John Wick diserahkan kepada Bowery King yang dihukum 7X sayatan oleh ajudikator. Keduanya sama-sama menertawakan keadaan diri masing-masing yang terkena sanksi Sang High Table. 

Cerita Parabellum telah berakhir. Namun, ada dua aktor Indonesia yang turut bermain dalam film ini, mereka adalah Yayan Ruhian dan Cecep Arif Rahman, para pemain film 'The Raid 2: Berandal'. Dua pemain dari Indonesia ini tidak tewas dalam perkelahian dengan John Wick. Kendati suatu pertarungan yang brutal, konyol, tapi diselingi dialog humor dengan bahasa Indonesia. 

Bahkan, John Wick mengakhiri pertarungan dengan bahasa Indonesia pula. Mungkin menjadi pertanda bagi penggemar Joh Wick bahwa sekuel berikutnya masih ada. Begitukah? Tunggu saja.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun