Mohon tunggu...
Christy Magdalena
Christy Magdalena Mohon Tunggu... Apoteker - Christy XII MIA 1

Christy XII MIA 1

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Kita Bisa Jadi Pahlawan Bangsa

23 Februari 2021   12:03 Diperbarui: 23 Februari 2021   12:22 306
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
indonesian-history.blogspot.com

Bukan dijajah melalui perang, tetapi dijajah melalui produk-produk luar yang masuk ke Indonesia. Itu mengapa, penting untuk kita mendukung produk-produk lokal yang ada. Tetapi banyak sekali yang membandingkan antara produk lokal dengan produk luar negeri, dna banyak yang kebih memilih kualitas produk luar negeri. 

Kita bisa mengembangkan kualitas produk lokal dengan belajar. Dengan kita belajar dengan giat dan sungguh-sungguh saja bisa membantu negara kita. Kenapa? 

Karena jika kita belajar dengan sungguh-sungguh, kita juga akan lulus sekolah dengan pengetahuan yang maksimal. Dan jika hal itu terus diterapkan, negara kita tidak perlu bergantung kepada luar negeri lagi.

Kemudian kita juga harus melawan rasisme yang sering kali terjadi di negeri ini. Kita bisa banyak lihat kasus rasisme ini terjadi terhadap orang Papua. Untuk melihat buktinya, mari kilas balik ke bulan Agustus tahun 2019. Kasus anak asrama yang membuang bendera Indonesia ke dalam got. Anak-anak dalam asrama itu berasal dari Papua yang terkejut karena dituduh membuang bendera Indonesia ke dalam got dan dicaci maki. Dan ternyata bukan mereka lah pelakunya.

Kemudian kasus rasisme politisi Ambroncius Nababan terhadap mantan Komisi HAM, Natalius Pigai yang merupakan orang Papua. Hal ini berawal dari Natalius Pigai menolak vaksinasi COVID-19 yang membuat Ambroncius Nanaban mengunggah sebuah postingan yang membandingkan wajah Natalius Pigai dengan seekor gorila.

Rasisme sering sekali terjadi di masyarakat, dna terjadi berulang-ulang kali. Hal itu merupakan ancaman bagi Indonesia. Mengingat makna dari semboyan 'Bhineka Tunggal Ika' yang artinya berbeda-beda tetapi tetap satu jua. Rasisme itu sendiri sudah tidak menghargai adanya perbedaan di Indonesia.

Dan yang terakhir dengan menjaga budaya yang kita miliki. Melihat bagaimana remaja zaman sekarang lebih memilih untuk mengikuti tren luar negeri dibandingan melestarikan budaya negerinya sendiri, membuat keragaman budaya di Indonesia sedikit demi sedikit memudar. Kita boleh mengikuti tren luar negeri, tetapi ingat, jangan lupakan budaya yang kita miliki.

Tetapi, akhir-akhir ini ada tren di aplikasi TikTok yang dibuat oleh salah satu pemuda Indonesia yang bisa membantu remaja zaman sekarang mengenai budaya yang kita miliki. Yaitu dengan memakai kain batik atau sarung batik. Kain batik itu di bentuk menjadi rok, rok terusan, ataupun luaran. Kemudian video itu memikat mata masyarakat. Melihat hal itu, banyak yang bergabung dengan tren itu dna mulai mengenakan kain batik dengan model yang modern.

Indonesia disebut negara yang kaya, selain dari kekayaan alamnya, tetapi juga dari kekayaan ras, agama, suku, dan budaya. Dan kita harus terus menjaga kekayaan yang kita miliki ini agar tidak hilang di Indonesia. Anggap kekayaan ini sama seperti kekayaan alam yang sama-sama harus kita lestarikan.

Kita sebagai pemuda masih dalam tahap perkembangan yang dimana kita masih bisa belajar banyak tentang kehidupan. Kita juga harus mulai belajar mengenai pentingnya peran kita untuk melindungi Indonesia yang Sudha diperjuangkan selama 350 tahun oleh pahlawan yang telah berkorban dan gugur. 

Kita harus mulai bertindak, meskipun tidak bisa berbuat banyak, kita bisa membantu mengingatkan satu sama yang lain mengenai pentingnya kesatuan Indonesia. Dengan begitu, tindakan kecil yang kita lakukan, jika dilakukan bersama-sama, bisa menjadi dmapak yang besar untuk negeri ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun