Tidak sampai di situ, ketika Supriyadi sudah 'bertobat', Bripka Winardi bekerja bersama dengannya untuk membangun kamar mandi yang adalah hadiah dari pihak kepolisian.
Kisah yang menarik, bukan?
Berkat pendekatan yang humanis kepada masyarakat ini, Bripka Winardi pernah meraih penghargaan dari Kapolda DIY sebagai Role Model Polisi Teladan sebagai penggerak revolusi mental dan pelopor tertib sosial di ruang publik pada tahun 2017. Â
Pada dasarnya, manusia memiliki tiga ciri dasar, yakni makhluk yang berakal budi, jasmani dan sosial.
Pertama, berakal budi. Sebagai makhluk berakal budi, kelakuan manusia diatur secara normatif dan bukan secara instingtual.
Kedua, jasmani. Kejasmanian manusia membawa akibat dalam dua arah: manusia membutuhkan benda-benda material agar ia dapat hidup, dan manusia dapat ditindas, ditaklukkan, atau diperkosa melalui medium kejasmanian.
Ketiga, sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia hanya dapat mewujudkan kehidupannya, bahkan menjadi diri, dalam kebersamaan dengan orang lain (Otto Gusti, Hukum dan Hak Asasi Manusia (ms.) STFK Ledalero, hlm. 8).
Tiga ciri khas manusia ini merupakan antitesis atas konsep Thomas Hobbes yang mengatakan bahwa "manusia adalah serigala bagi sesamanya" (homo homini lupus). Bahwa naluri setiap manusia adalah naluri pemangsa yang ingin menguasai orang lain, tegas Hobbes.
Namun, ketika dibenturkan dalam ruang publik kemasyarakatan, manusia mesti rela melepaskan ego-nya. Ia tidak bisa semena-mena menjadi pemangsa bagi orang lain karena manusia berada dalam koridor akal budi yang mampu berpikir kritis atas segala sesuatu, jasmani yang meletakkan batasan kepemilikan seseorang, dan sosial yang membuat perjumpaan setiap orang menjadi akrab dan bersahabat.