Mohon tunggu...
Krisfian Saputra
Krisfian Saputra Mohon Tunggu... -

Ingin membahagiakan Orangtua.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Kroncong Prothol mulai "Prothol"

15 Oktober 2011   05:19 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:56 224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa itu music Kroncong??

Pasti bukan hal yang tabu lagi untuk orang jawa dan mungkin sudah pernah mendengarkan music kroncong yang khas iramanya lambat sesuai dengan sifat orang jawa. Belantika music Indonesia yang berkembang pada era modern ini membuat beberapa pergeseran. Apakah music kroncong terancam keberadaanya? Kroncong yang sudah lama dikenal pada sekitar abad 19-an bahkan pada era sebelum meninggalnya sang maestro kroncong Alm. Gesang tersebut music kroncong menjadi salah satu music yang banyak disukai oleh masyarakat pada umumnya.

Sekarang ini kebutuhan pendengar akan music tradisional kurang diminati dikalangan para remaja. Terasa pelestarian akan seni kebudayaan yang dulu pernah ada menghilang begitu cepat akibat pergeseran alat-alat music baru yang lebih canggih dan modern. Contohnya saja drum, kita mencoba flashback ulang jaman dahulu belum terdapat drum dan hanya menggunakan gendang ataupun gong.

Dalam kroncong, gendang dan gong diganti dengan alunan selo (bass betot) dan tidak lupa pula dengan alunan ukele (gitar kecil 4 senar) yang mewarnai music kroncong tersebut lebih berasa seninya. Sekarang ini memang banyak perubahan dari music kroncong tersebut karena perkembangan jaman lah yang membuat music kroncong berubah haluan. Alternative music popular menjadi salah satu penggabungan dari music kroncong agar banyak diminati oleh masyarakat.

Masa kroncong yang semakin tenggelam menjadikan minimnya para musisi kroncong untuk berkarya namun semua itu dihapus oleh generasi music genre lain yang mencoba membuat warna baru terhadap music kroncong tersebut. Mulai dari pop kroncong, kroncong dangdut atau lebih sering dikenal dengan sebutan “congdut”, serta kroncong ngerep yang mencoba menggabungkan antara kroncong dengan alunan para rapper yang khas nada beatnya.

Pop kroncong misalnya, genre ini pernah dibawakan oleh salah satu grub music ternama jaman 70an yaitu grub band koes plus. Setelah beberapa album mengeluarkan genre pop dan akhirnya mencoba warna lain dengan genre pop kroncong. Pop kroncong menjadi salah satu inspirasi bagi kaum anak muda yang suka pop dan mulai sekarang pop kroncong tidak terlalu tertinggal.

Kroncong dangdut sebuah tanggapan dimana anak muda yang menyukai alunan musik dangdut. Disitulah kroncong dangdut disatukan agar lebih dikenal oleh masyarakat yang menyukai music dangdut dan tentunya dengan warna music dangdut yang berbeda. Sebutan “congdut” juga masih eksis disalah satu pusat kota Yogyakarta yaitu disepanjang jalan malioboro. Koroncong dangdut ini menggunakan alat music yang sangat menarik seperti angklung dan tempat sampah yang menjadi alat pengganti gendang. Karena dangdut identic dengan tabuhan gendangnya yang sangat khas. Para pemuda yang mencoba mengaplikasikan music dangdut dicampur dengan music kroncong. Salah satu personel dari pemuda tersebut mengatakan bahwa “dalam music, semua genre bisa digabungkan agar lebih mempunyai warna sendiri dan pastimya lebih menarik”. Ujarnya.

Kroncong ngerep ini didominasi dengan nada-nada beat yang cepat dari para rapper meski alunan music kroncong yang khas dengan nada slow, kroncong rapper tetap dapat menyatu dengan alunan lagu yang sangat menarik. Salah satu grub band ternama yang sekarang masih eksis yang mencoba menyatukan music kroncong dengan rapper yaitu grub band Bondan N Fade To Black.

Kroncong jarang muncul di media.

Melihat beberapa perkembangan music yang ada di media, masyarakat di suguhkan dengan budaya – budaya music modern. Generasi perubahan terlihat jelas pada era modernisasi. contohnya saja kita melihat beberapa program tayangan yang ada ditelevisi mengenai music – music saat ini. sering kali perbedaan itu semakin nampak dan mulai terlihat jelas dimana music di Indonesia saat ini dipengaruhi budaya luar.

Masyarakat lebih cenderung menyukai music yang saat ini lagi ngetrend, seperti aliran pop, rock, slow rock, RnB, dll. Beberapa stasuin televisi memanfaatkan lahan music yang beraliran tersebut karena media televise sudah mengetahui pangsa pasar atau segmentasi yang baru-baru hot saat ini. tidak lain dari keunggulan media itu sendiri seperti demikian.

Menujunjukan ratting yang tinggi akibat tayangan yang banyak disukai atau diminati oleh beberapa penggemar music. Namun semua itu dapat merubah perkembangan music yang ada di Indonesia. Kendati demikian keberadaan music kroncong tak lagi muncul dibeberapa media saat ini. Entah music kroncong tidak menyentuh hati masyarakat atau music kroncong dinilai kurang diminati. Dan mungkin music kroncong adalah music yang sudah “jadul” jaman dulu,

Sebenarnya music kroncong adalah music tradisional yang sangat perlu dikembangankan dan dilestarikan keberadaanya. Perlunya dari beberapa kawan musisi yang ada di Indonesia saat ini menambahkan aliran-aliran kroncong didalam music mereka. Mungkin akan menjadi sesuatu yang diminati oleh kalangan pada umumnya.

Upaya generasi music yang ada di Indonesia ini agar terjaga dengan segala keaslianya kurang bisa di pahami oleh masyarakat. Masyarakat yang menginginkan hal-hal terbaru membuat apa yang ada dahulu semakin menghilang. Namun semua itu dapat di atasi dengan adanya penggabungan-penggabungan antara music genre satu dengan music genre yang lain. Semua orang menyukai music hanya saja genre juga dapat menentukan seberapa besar pengaruh music tersebut disukai oleh masyarakat kecuali dengan lirik-liriknya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun