Sedikit berbeda dengan kebanyakan artikel yan telah saya tulis sejak saya mulai bergabung dengan Kompasiana sekitar Oktober 2015 kemarin. Kali ini saya akan menceritakan kesan liburan di rumah dan percakapan bersama ayah yang saat itu membahas masalah pekerjaan. Betul adanya, ayah sedang gentir-gentirnya mencari pekerjaan dengan harapansekeluarga beliau bisa mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan bidangnya.
Dibuka dengan segelas kopi yang kusujukan sesuai permintaan ayah di malam yang cukup dingin di teras rumah, membuka pembicaraan kami mengenai seputar pekerjaan. Secara spesifiknya yang paling kuingat mengenai apa yang harus dilakukan ketika menghadapi tes interview atau wawancara. Dia menjelaskan begitu jelas dan aku pun mulai mencoba menyerap setiap perkataan beliau agar mampu mengimplementasikan ketika aku layak dan saatnya untuk menghadapi moment seperti itu. Apalagi di zaman ini dalam hal menggunakan bahasa inggris sangat ditekankan.
Kata ayah ketika sedang menghadapi tes wawancara, jangan tunjukkan kekhwatiran, malah hal yang paling penting kita lakukan adalah menciptakan Kesan Yang Menyenangkan. Kesan yang kamu buat selama wawancara dapat berarti sukses atau gagal loh. Bagaimana sikap dan cara kita saat memberikan setiap informasi yang akan menjadi pengamatan dari pada si pewawancara. Ada beberapahal yang mesti diperhatikan ternyata, diantaranya:
1. Cara menjawab pertanyaan
Meskipun suatu pertanyaan bisa saja kamu jawab dengan langsung berkata ya atau tidak, sebaiknya hindari cara seperti itu karena akan memberikan kesan bahwa kita kurang serius. Berusaha mengembangkan jawaban itu yang harus dilakukan sehingga jawaban itu pantas untuk disimak. Bisa juga ditambah dengan menunjukkan perhatian serta minat dan bila diperlukan berikan bukti berdasarkan pengalaman dalam hal penanganan suatu pekerjaan yang telah ditekuni sebelumnya.
2. Cara kamu berbicara
Ketika kamu berbicara akan terlihat juga secara tidak langsung kepribadian seseorang. Apakah kamu seorang yang pendiam, penuh pertimbangan, periang atau bahkan cepat bosan. Berusahalah untuk bisa berbicara dengan baik sehingga tidak menimbulkan kesan yang tidak baik.
3. Kontak mata
Ketika sedang berbicara ataupun mendengarkan, tataplah pewawancara secara langsung, karena sangat penting dalam hal memelihara kontak mata. Ketika memalingkan muka, ini bisa menempatkan kamu pada posisi yang kurang menguntungkan. Kesan yang ditimbulkan seperti kamu tidak berminat atau mungkin menyembunyikan sesuatu.
4. Bahasa tubuh
Saat kamu menghadapi wawancara, kamu harus berusaha menyadari apa yang dikatakan bahasa tubuh yang dapat merugikan tubuh. Misalnya, duduk dengan terud menggerakkan kursi. Keadaan ini bisa memberi kesan bahwa kamu lagi kesal, jengkel ataupun gelisah. Kamu harus bisa menghindari segala sesuatu yang bertentangan atau menggangu pewawancara atas apa yang kamu lakukan.
5. Ekspresi wajah
Ekspresi wajah yang timbul saat kita menjawab pertanyaan yang diajukan oleh si pewawancara dapat mencerminkan sikap kita atas respon terhadap pertanyaan tersebut, apakah kita mengerti, penuh perhatian, tertarik atau tidak tentang masalah itu. Semua dapat tergambar dari ekspresi wajah yang kamu perlihatkan.
Itu yang aku dapatkan dari ayah, sisanya berserah kepada Tuhan dan tetap berharap untuk hasil yang menggembirakan. Salam Semangat!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H