Mohon tunggu...
Kris Banarto
Kris Banarto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati Bisnis dan Humaniora

Penulis buku: Transformasi HRD dalam Bisnis (2021). Ketika Kita Harus Memilih (2022). Rahasia Sukses Bisnis Modern (2022). Merajut Keabadian (2023). Kupas Tuntas Bisnis Properti (2024). Website: www.ManajemenTerkini.com.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kepekaan Menurun? Berikut 4 Solusi Praktis

20 Mei 2022   19:49 Diperbarui: 20 Mei 2022   19:52 557
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Era media sosial banyak sekali menawarkan ajaran-ajaran, kita harus pintar memilah dan memilih ajaran-ajaran yang sehat yang bermanfaat untuk pertumbuhan rohani. Memiliki sifat kepekaan, empati, tolong-menolong, dan cinta kasih pada sesama.

Dua, Bersedia berlatih

Hati yang telah diubahkan akan memiliki ketajaman ketika telah dibuktikan melalui proses belajar dan berlatih yang tidak berhenti. Bertindak hati-hati, tidak sembrono, dan memiliki kerendahan hati akan mempercepat mewujudkan kepekaan.

Belajar tidak hanya melalui bacaan, namun belajar dari setiap peristiwa kehidupan yang banyak menawarkan pilihan-pilihan. Di sini kepekaan akan dilatih secara terus menerus.

Tiga, Membangun kedekatan

Membangun kedekatan dengan Sang Khalik sesuai dengan keyakinannya akan memperoleh kepuasan hidup. Sedangkan jika kita membangun kedekatan melalui hawa nafsu dunia akan mengalami ketidakpuasan.

Kepuasan ini menjadi penting agar kita tidak ngoyo mengejar perkara fana dan hanya mencari kepuasan dan kebanggaan pribadi tanpa berjuang untuk menyenangkan Sang khalik.

Empat, Berserah

Tindakan berserah bukan suatu bentuk putus asa, namun berserah merupakan kepercayaan sepenuhnya kepada Sang Khalik, artinya menpercayakan seluruh hidup kepada-Nya.

Jika demikian mereka meyakini bahwa apa yang terjadi dalam hidupnya merupakan bagian yang harus diperjuangkan dan bentuk ketidak ketidakmampuan dalam mengerjakan kebaikan tanpa adanya campur tangan Sang Khalik.

***

Untuk mencapai kepekaan rohani tidak mudah mungkin harus jatuh bangun, bahkan dapat mengalami peristiwa yang tidak menyenangkan. Namun, dapat dijadikan pelajaran untuk tidak mengulang kesalahan yang sama.

Aktivitas rohani juga dapat digunakan sebagai alarm tingkat kerohanian kita. Jika kita mulai enggan untuk menjalankan ibadah atau berdoa, bisa jadi kehidupan rohani kita sedang menurun yang akan menggerus tingkat kepekaan kita. (KB)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun