Globalisasi dan kemajuan teknologi sebagai penyebab perubahan dunia begitu cepat. Informasi dapat diakses dengan cepat dan mudah serta banyaknya pilihan sarana komunikasi. Banyak perusahaan start-up bermunculan dan perusahaan-perusahaan global semakin menggurita.
Dua, Ketidakpastian
Byrne dan Cadman (1984) mendefinisikan ketidakpastian sebagai segala sesuatu yang tidak diketahui atas hasil usaha pada saat pengambilan keputusan ditetapkan. Ketidakpastian tersebut perlu diantisipasi dengan manajemen risiko yang baik.
Tiga, Tidak dapat diprediksi
Pandemi Covid-19 telah memberikan pelajaran yang berharga bagi para pelaku bisnis. Tidak sedikit perusahaan yang terkena dampaknya, manajemen jangan terlalu yakin bahwa bisnis akan meraih keuntungan dan tetap bertahan.
Menghadapi karakteristik bisnis modern saat ini, seringkali dihadapkan pada dilema antara menjaga integritas dan eksistensi sebagai pekerja.
Maka sebagai orang percaya mesti memiliki hikmat dan menyiapkan keahlian agar dapat berkontribusi kepada organisasi
 Lantas apa saja yang perlu dilakukan?
Pertama, Pentingnya membangun relasi
Tajamnya persaingan bisnis perlu disikapi oleh para pekerja untuk membangun relasi, tidak saja dengan para rekan-rekan, namun juga para pemangku kepentingan yang terlibat langsung dan tidak langsung dalam organisasi.
Kedua, Penguasaan teknologi
Penguasaan teknologi bukan menjadi pilihan, namun menjadi keharusan yang mesti dimiliki, jika ingin pekerjaan yang dilakukan menjadi efektif. Orang percaya tidak boleh puas dengan keahlian yang dimiliki, tetapi terus belajar.
Ketiga, Sikap AdaptifÂ
Perubahan yang begitu cepat memerlukan sikap adaptif dari orang percaya. Jika tidak maka akan ketinggalan dan kalah bersaing dengan para pekerja lainnya. Bisa jadi orang percaya malah menjadi batu sandungan bagi organisasi.
***
Orang percaya jangan eksklusif hanya melakukan perkara rohani dan melupakan tanggung jawab persoalan dunia, namun justru mereka menjadi teladan karena dapat memperagakan kedewasaan rohani dan bekerja secara profesional.