"Menjadi orang yang murni dan saleh tidak ada hubungannya dengan apa yang ada atau tidak ada di rekening bank Anda. Sifat itu muncul dari apa yang ada dalam jiwa Anda." - T. Harv Eker, seorang penulis, pengusaha dan pembicara dari Kanada.
Kesalehan seringkali dihubungkan dengan tingkatan keimanan seseorang dalam beragama. Orang yang menjalankan ibadah agama dan berperilaku baik disebut dengan orang saleh.
Sebalikya orang yang mengaku beragama, namun perilakunya masih buruk belum dikatakan sebagai orang saleh. Meskipun ada juga orang yang mengaku sebagai orang saleh, namun perilakunya belum menunjukkan kesalehan.
Di lain pihak ada juga pemahaman kesalehan dikaitkan dengan orang-orang yang telah menjalankan ibadah agama, berpakaian tertentu, dan fasih berkata atau menyebut-nyebut nama Sang Khalik.
Harapan yang besar pada kesalehan dari orang tua terhadap anaknya, sampai-sampai orang tua menyematkan nama anaknya "saleh atau sholeh," dengan harapan kelak anaknya menjadi orang yang saleh.
Sebelum lebih jauh menyoal kesalehan ada baiknya kita mengetahui pengertian tentang kesalehan.
Pengertian Kesalehan
Kesalehan dari kata dasar saleh yang berarti taat dan sungguh-sungguh menjalankan ibadah, suci dan beriman, sedangkan kesalehan dapat diterjemahkan sebagai ketaatan (kepatuhan) dalam menjalankan ibadah dan kesungguhan menunaikan ajaran agama.
Dari pengertian di atas ada beberapa makna mengenai kesalehan:
Pertama, Ketaatan
Kesalehan adalah masalah ketaatan yang dapat dipahami sebagai kepatuhan pada ajaran-ajaran dari Sang Pencipta. Jika mereka ini taat pada Sang Pencipta maka mereka akan patuh juga dengan pemerintahan yang sah.
Jadi jika ada yang tidak patuh pada pemimpin dan pemerintah maka patut dipertanyakan kesalehannya. Sedangkan kesetiaan dapat mencakup kesetiaan pada ajaran-ajaran yang diyakininya.
Kedua, Kesungguhan