Mohon tunggu...
Kris Banarto
Kris Banarto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati Bisnis dan Humaniora

Penulis buku: Transformasi HRD dalam Bisnis (Deepublish, 2021). Ketika Kita Harus Memilih (Gunung Sopai, 2022). Rahasia Sukses Bisnis Modern (Deepublish, 2022). Merajut Keabadian (Bintang Semesta Media, 2023). Kupas Tuntas Bisnis Properti (Deepublish, 2024). Website: www.ManajemenTerkini.com.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Ada 3 Jenis Pengharapan, Kamu Termasuk yang Mana?

3 Maret 2022   11:37 Diperbarui: 3 Maret 2022   21:07 997
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesibukan dapat membuat orang melupakan adanya kehidupan kekal (Photo by Daniel Frese from Pexels)

"Harapan adalah salah satu mata air utama yang membuat umat manusia terus bergerak." - Thomas Fuller, seorang penulis dan sejarawan Inggris.

Harapan akan memantik gairah kehidupan, tanpa harapan manusia akan berjalan di tempat dan tidak tahu arah mana yang akan dituju. Harapan diperolah dari nilai-nilai yang diyakini dalam hidupnya.

Jika sejak kecil sudah dikenalkan oleh orang tuanya mengenai kemewahan kira-kira ketika ia menjadi besar akan seperti apa ya mengarahkan hidupnya? Ya, kira-kira kemewahan hidup! Sebaliknya jika anak diajarkan pola hidup sederhana, maka saat dewasa bisa jadi akan menerapkan ajaran itu yaitu hidup sederhana.

Meskipun itu tidak mutlak, karena dalam perkembangannya faktor pasangan dan lingkungan dapat mengubah nilai-nilai yang diyakini. Bisa saja orang yang dibiasakan hidup mewah dapat berubah sederhana ketika sudah menikah karena mendapat pasangan dan lingkungan yang dapat mengubah cara berpikirnya.

Lalu apa yang harus kita lakukan bila apa yang menjadi nilai-nilai dalam kehidupan sudah terlanjur mendarah daging, sementara kita menginginkan nilai-nilai baru yang lebih beradab? Kecuali kita sendiri tidak mau mengadopsi nilai-nilai baru.

Ini menjadi tugas yang tidak ringan untuk bisa mengubah nilai-nilai lama menjadi nilai-nilai yang baru. Perlu keyakinan yang kuat pada nilai-nilai yang baru dan berjuang untuk mewujudkannya.

Kesibukan dapat membuat orang melupakan adanya kehidupan kekal (Photo by Daniel Frese from Pexels)
Kesibukan dapat membuat orang melupakan adanya kehidupan kekal (Photo by Daniel Frese from Pexels)

Jika boleh dikelompokkan maka pengharapan akan menjadi dua yaitu pengharapan di bumi dan pengharapan pada bumi yang baru atau nirwana abadi. Pengharapan di bumi merupakan pengharapan pada hal-hal jasmani yang fana, sedangkan pengharapan pada bumi yang baru merupakan pengharapan yang menyangkut perihal rohani dan kekekalan.

Ada kelompok orang yang "hanya" mengarahkan kehidupan di bumi saja, sementara ada kelompok lain yang mengarahkan hanya pada kehidupan di bumi yang baru dan kelompok yang lain memilih mengarahkan hidupnya di bumi dan bumi yang baru.

Mari lebih jauh lagi kita akan membahas tiga kelompok pengharapan itu:

Satu, Hanya menaruh pengharapan di bumi

Orang pada kelompok ini akan mengarahkan hidupnya hanya pada perkara kehidupan di dunia. Mereka berjuang untuk mewujudkan ambisinya seputar makan, minum, karier, mengumpulkan harta, mencari popularitas, jabatan, gelar, pangkat dan kedudukan.

Di dalam meraih apa yang diinginkan terkadang mereka mau mengorbankan harga diri dengan mempraktikkan cara-cara yang berbenturan dengan etika dan norma. Umumnya mereka mengabaikan adanya bumi yang baru.

Dua, Hanya menaruh pengharapan di bumi yang baru

Orang-orang pada kelompok ini sepertinya agamis, ia rajin menjalankan ibadah, namun melepaskan hakekat manusia di bumi untuk bekerja dan bersosialisasi. Sehingga hidupnya tidak dapat memberikan manfaat bagi orang lain.

Andaikata mereka bekerja dilakukan secara asal-asalan dan melepaskan tanggung jawab untuk mencukupi kebutuhan keluarga. Mereka tidak bergairah untuk menjalani kehidupan, namun aktif pada kegiatan-kegiatan agama.

Tiga, Memilih menaruh pengharapan di bumi dan bumi yang baru

Orang-orang pada kelompok ini memiliki kehidupan yang seimbang. Mereka berjuang keras dalam bekerja, namun tetap menjujung tinggi etika dan norma. Selalu bertanggung jawab dalam pekerjaannya dan berintegritas.

Di dalam keluarga, bertetangga dan dalam dunia kerja mereka ini selalu memperagakan cinta kasih, toleransi dan memiliki belas kasihan. Mereka adalah oarang-orang yang memahami bahwa kehidupan di bumi hanya sementara dan akan ada bumi yang baru selamanya.

***

Jadi kemana kita akan mengarahkan pengharapan? Pilihan ada pada kamu. Tentunya masing-masing orang akan memilik cara pandang yang berbeda sesuai dengan nilai-nilai keyakinan pada dirinya.

Pilihan pada waktu masih anak-anak akan berbeda ketika sudah menjadi dewasa, demikian juga pilihan yang dilakukan orang yang belum dewasa rohani akan berbeda dengan yang telah memiliki kedewasaan rohani. (KB)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun