"Harapan adalah salah satu mata air utama yang membuat umat manusia terus bergerak." - Thomas Fuller, seorang penulis dan sejarawan Inggris.
Harapan akan memantik gairah kehidupan, tanpa harapan manusia akan berjalan di tempat dan tidak tahu arah mana yang akan dituju. Harapan diperolah dari nilai-nilai yang diyakini dalam hidupnya.
Jika sejak kecil sudah dikenalkan oleh orang tuanya mengenai kemewahan kira-kira ketika ia menjadi besar akan seperti apa ya mengarahkan hidupnya? Ya, kira-kira kemewahan hidup! Sebaliknya jika anak diajarkan pola hidup sederhana, maka saat dewasa bisa jadi akan menerapkan ajaran itu yaitu hidup sederhana.
Meskipun itu tidak mutlak, karena dalam perkembangannya faktor pasangan dan lingkungan dapat mengubah nilai-nilai yang diyakini. Bisa saja orang yang dibiasakan hidup mewah dapat berubah sederhana ketika sudah menikah karena mendapat pasangan dan lingkungan yang dapat mengubah cara berpikirnya.
Lalu apa yang harus kita lakukan bila apa yang menjadi nilai-nilai dalam kehidupan sudah terlanjur mendarah daging, sementara kita menginginkan nilai-nilai baru yang lebih beradab? Kecuali kita sendiri tidak mau mengadopsi nilai-nilai baru.
Ini menjadi tugas yang tidak ringan untuk bisa mengubah nilai-nilai lama menjadi nilai-nilai yang baru. Perlu keyakinan yang kuat pada nilai-nilai yang baru dan berjuang untuk mewujudkannya.
Jika boleh dikelompokkan maka pengharapan akan menjadi dua yaitu pengharapan di bumi dan pengharapan pada bumi yang baru atau nirwana abadi. Pengharapan di bumi merupakan pengharapan pada hal-hal jasmani yang fana, sedangkan pengharapan pada bumi yang baru merupakan pengharapan yang menyangkut perihal rohani dan kekekalan.
Ada kelompok orang yang "hanya" mengarahkan kehidupan di bumi saja, sementara ada kelompok lain yang mengarahkan hanya pada kehidupan di bumi yang baru dan kelompok yang lain memilih mengarahkan hidupnya di bumi dan bumi yang baru.
Mari lebih jauh lagi kita akan membahas tiga kelompok pengharapan itu:
Satu, Hanya menaruh pengharapan di bumi
Orang pada kelompok ini akan mengarahkan hidupnya hanya pada perkara kehidupan di dunia. Mereka berjuang untuk mewujudkan ambisinya seputar makan, minum, karier, mengumpulkan harta, mencari popularitas, jabatan, gelar, pangkat dan kedudukan.