Mohon tunggu...
Kris Banarto
Kris Banarto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati Bisnis dan Humaniora

Penulis buku: Transformasi HRD dalam Bisnis (2021). Ketika Kita Harus Memilih (2022). Rahasia Sukses Bisnis Modern (2022). Merajut Keabadian (2023). Kupas Tuntas Bisnis Properti (2024). Website: www.ManajemenTerkini.com.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

VRIO Analysis, Mewujudkan Keunggulan Kompetitif Berkelanjutan

15 Oktober 2021   12:49 Diperbarui: 15 Oktober 2021   21:41 16413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi VRIO Analysis (Sumber foto oleh Kindel Media dari Pexels)

Kemajuan teknologi telah memudahkan perusahaan meniru produk-produk yang berhasil di pasar. Perusahaan terkadang kewalahan menghadapi serbuan produk yang mirip, dengan harga yang lebih murah.

Produk-produk sepatu yang telah memiliki brand global misalnya telah banyak dipalsukan oleh perusahaan yang ingin memanfaatkan reputasi produk. Sehingga di kalangan market place muncul istilah barang original, premium dan KW (singkatan dari kwalitas) yaitu barang imitasi atau tiruan.

Tentu dari segi kualitas akan berbeda, produk original diproduksi oleh pabrik pemilik langsung, produk premium diproduksi oleh pabrik yang ditunjuk oleh pemilik merek dengan bahan dan cara pembuatan yang sama. Sedangkan produk KW merupakan barang imitasi dengan harga yang murah.

Lalu strategi apa yang harus dilakukan oleh perusahaan agar produknya tidak mudah ditiru oleh pesaing?

Pengertian VRIO Analysis

VRIO Analysis merupakan atribut analisis yang dilakukan untuk internal perusahaan yang berguna dalam membantu menentukan kualitas dan kegunaan sumber daya dan kemampuan perusahaan. 

VRIO Analysis dikembangkan tahun 1991 oleh Jay B. Barney, guru besar Amerika dalam bidang manajemen strategis pada University of Utah, ia terkenal karena kontribusinya pada teori keunggulan kompetitif (competitive advantage) berbasis sumber daya.

Barney mengidentifikasi empat atribut yang harus dimiliki oleh sumber daya perusahaan agar memiliki keunggulan kompetitif yang berkelanjutan. 

Menurutnya sumber daya harus VRIN yaitu Valuable (bernilai), Rare (langka), Imperfectly imitable (tidak dapat ditiru dengan sempurna) dan Non-substitutable (tidak dapat digantikan). 

VRIO framework (Sumber Samahitawirotama.com)
VRIO framework (Sumber Samahitawirotama.com)

Namun dalam perkembangannya VRIN disempurnakan menjadi VRIO, singkatan dari Valuable (bernilai), Rare (langka), Inimitable (tidak ada bandingnya/tidak dapat ditiru) dan Organization (yang dimiliki organisasi). Mari kita akan pelajari bersama empat atribut dari VRIO:

Pertama, Valuable

Ciri atribut valuable adalah menciptakan nilai produk atau layanan dengan memanfaatkan peluang dan menekan ancaman dalam lingkungan bisnis.

Sumber daya atau kapabilitas dapat dikatakan bernilai jika perusahaan memungkinkan dalam mengeksploitasi peluang, namun juga dapat memperkecil ancaman yang ada dalam lingkungan bisnis. 

Jika perusahaan tidak dapat melakukan itu maka perusahaan tidak akan memiliki posisi kompetitif perusahaan dan itu merupakan kerugian besar.

Kedua, Rare

Ciri atribut rare adalah menciptakan produk atau layanan yang langka dengan memanfaatkan peluang dan menekan ancaman dalam lingkungan bisnis.

Perusahaan yang hanya memiliki atribut pertama yaitu nilai belum tentu menjadi unggul dibandingkan dengan pesaing, namun jika perusahaan memiliki nilai dan langka (tidak dimiliki oleh pesaing) maka perusahaan akan memiliki keunggulan kompetitif dibandingkan dengan perusahaan lain yang tidak mempunyai sumber daya.

Ketiga, Inimitable

Ciri atribut Inimitable adalah menciptakan produk atau layanan yang tidak dapat ditiru (tidak ada bandingnya) dengan memanfaatkan peluang dan menekan ancaman dalam lingkungan bisnis.

Jika atribut nilai dan langka telah dimiliki perusahaan dan memiliki keunggulan kompetitif, maka perusahaan lain akan berupaya dengan keterbatasan sumber daya untuk menciptakan produk atau layanan yang mirip. 

Misalnya gawai pintar Vivo, Xiaomi dan OPPO membuat produk yang mirip dengan Samsung dengan harga yang lebih murah, namun fitur lebih baik.

Dengan adanya ancaman ini maka perusahaan harus menambah satu atribut lagi sehingga perusahaan menjadi bernilai, langka dan tidak dapat ditiru. 

Konsep imitasi mencakup mengganti sumber daya yang kurang dengan sumber daya yang bermanfaat. Contohnya produk Apple merancang produk dengan teknologi baru yang sulit ditiru oleh pesaing.

Keempat, Organization

Ciri atribut organization adalah perusahaan harus memiliki kemampuan dalam mengorganisasi atribut nilai, langka dan tidak dapat ditiru dengan cara mengekploitasi sumber daya atau kapabilitas.

Perlu dipikirkan apakah organisasi memiliki  kemampuan untuk melakukannya? Dan patut menjadikan perhatian berapa biaya yang dikeluarkan dan berapa waktu yang diperlukan untuk tetap mempertahankan keunggulan kompetitif. Perusahaan perlu melakukan prisip-prinsip mengelola organisasi dengan kaidah POLC (Planing, Organizing, Leading dan Controling).

Perusahaan teknologi multinasional Apple.inc bisa sukses karena mampu mengorganisasi perusahaan dengan baik. Apple menggunakan struktur organisasi hierarkis (bertingkat). 

Dengan tiga karakteristik utama yaitu spoke and wheel, divisi berbasis produk, dan matriks fungsional (divisi produksi, pemasaran, personalia, keuangan dan umum). 

Spoke and wheel yaitu semua laporan, instruksi, perintah kerja dan pengawasan yang terpusat pada satu orang leader dengan dibantu empat bawahan atau lebih.

Contoh lain adalah Starbucks yang piawai mengorganisasi bisnis secara global. Konsisten dengan spesialiasi kedai kopi untuk segmen menengah atas dengan tempat yang nyaman dan representatif.

VRIO Analysis Strarbucks (Sumber Thepowermba.com) 
VRIO Analysis Strarbucks (Sumber Thepowermba.com) 

***

VRIO Analysis memfasilitasi dalam melakukan analisis secara sistematis sumber daya dan kemampuan nilai organisasi baik yang berwujud dan tidak berwujud. Kemudian membantu dalam merancang kerangka kerja.

Kompetensi apa saja yang perlu dipertahankan dan ditingkatkan harus diketahui oleh manajer. Selain itu manajer secara berkala meninjau kerangka kerja (framework) agar dapat beradaptasi dengan perubahan lingkungan bisnis.

Manajer sebaiknya memiliki intuisi dalam merancang produk atau layanan yang memiliki nilai, langka dan tidak dapat ditiru dalam periode yang panjang, agar pesaing kesulitan untuk menciptakan produk atau layanan yang sama.

Berkomitmen pada proses kerangka kerja VRIO secara terus menerus dengan berbasis sumber daya akan melindungi keunggulan kompetitif bisnis secara berkelanjutan (sustainable).

(Kris Banarto)

Rujukan:

  1. Morris John, "VRIO Analysis". Oregon State University.
  2. Sridharan Mithun, "VRIO: A Resource-based Framework for Sustained Competitive Advantage". Think Insight.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun