Mohon tunggu...
Kris Banarto
Kris Banarto Mohon Tunggu... Wiraswasta - Pemerhati Bisnis dan Humaniora

Penulis buku: Transformasi HRD dalam Bisnis (Deepublish, 2021). Ketika Kita Harus Memilih (Gunung Sopai, 2022). Rahasia Sukses Bisnis Modern (Deepublish, 2022). Merajut Keabadian (Bintang Semesta Media, 2023). Kupas Tuntas Bisnis Properti (Deepublish, 2024). Website: www.ManajemenTerkini.com.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Memanfaatkan Employee Branding untuk Membangun Brand Perusahaan

25 Juni 2021   14:20 Diperbarui: 27 Juni 2021   20:06 732
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi employee branding (sumber: Freepik.com)

Dalam penelitian yang mengambil sampel 25 perusahaan swasta berkinerja unggul yang masuk dalam 500 Fortune tahun 2015 itu memberikan beberapa kesimpulan:

  • Model SMP merupakan bagian dari strategi membangun merek perusahaan. Agar efektif maka perilaku karyawan perlu ditingkatkan terus menerus.
  • Employee branding sebaiknya dilakukan secara konsisten, maka SMP harus terintegrasi dengan internal corporate branding. Komunikasi karyawan yang autentik merupakan keputusan sendiri tanpa campur tangan dari perusahaan.
  • Perusahaan harus mendefinisikan strategi tata kelola media sosial, tidak hanya pencegahan risiko, namun juga untuk menangkap peluang yang ada.
  • Model SMP hendaknya merekomendasikan identitas perusahaan secara hati-hati agar konten tetap asli dan tidak direkayasa.
  • Pedoman-pedoman yang diberikan sebaiknya berupa nilai-nilai perusahaan yang nantinya akan disampaikan karyawan kepada publik.

---

Model SMP yang ditawarkan patut menjadi pertimbangan perusahaan dalam membangun merek, selain biaya murah juga lebih efektif karena aktivitas karyawan di media sosial terkesan orisinal.

Perusahaan hendaknya membuat kebijakan yang baik tanpa membatasi kebebasan karyawan bermedia sosial. Namun kebebasan itu tetap menjunjung etika, moral dan budaya perusahaan.

Selain itu perusahaan perlu merancang strategi membangun brand dengan melibatkan karyawan. Menyusun rencana pelatihan dan pengembangan sampai hal teknis mengelola media sosial yang efektif.

Namun yang paling penting dari semua itu bahwa aktivitas karyawan di media sosial merupakan refleksi dari pengalaman pribadi selama bekerja di perusahaan. Apakah mereka sudah sejahtera dan mencapai kepuasan kerja? (KB)

Rujukan:

  • Artikel "Brand consistent behavior of employees on social media: the role of social media governance and policies" dari Alessandra Mazzei dan Alfonsa Butera (2015)
  • Kompas.com
  • Employers.glints.id
  • www.jurnal.id

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun