Salah satu faktor penting keberhasilan organisasi bisnis adalah leadership 'kepemimpinan'.
Menurut survei yang dilakukan oleh The University of Michigan Ross School of Business terhadap pemimpin bisnis menunjukkan bahwa keterampilan hard skill, soft skill dan keterampilan teknis menjadi peranan penting.
Sebanyak 39% responden memilih soft skill. 53% memilih kombinasi antara hard skill dan soft skill. Sedangkan 8% menjawab keterampilan teknis menjadi faktor penting dalam kepemimpinan.
Kemudian 60% menunjukkan kreativitas sebagai keterampilan penting dalam kepemimpinan, kecerdasan digital atau menguasai teknologi 53%, fleksibilitas 53%, perencanaan 51%, optimisme 50%
Sedangkan untuk menjadi pemimpin yang efektif harus memiliki 3 kecerdasan yaitu Intelligent Quotient (IQ), Emotional Quotient (EQ) dan Spiritual Quotient (SQ)
#1. Kecerdasan Intelegensia (IQ)
IQ merupakan kecerdasan kognitif atau aktivitas berpikir secara rasional. Seperti kemampuan mengingat, memahami, menganalisis, mengevaluasi dan memecahkan masalah. Juga kemampuan berhitung, analogi, berimajinasi, berkreasi dan inovasi.
#2. Kecerdasan Emosional (EQ)
EQ merupakan kecerdasan emosional berkaitan dengan karakter. Seperti mengelola perasaan, mengenal perasaan orang lain, disiplin, adaptasi, tanggung jawab, komitmen dan kerja sama.
Pemimpin yang tidak memiliki EQ yang baik maka akan mudah marah, tertutup, kesulitan bekerja sama dengan orang lain, mudah curiga, tidak bisa berempati, kurang tanggung jawab dan sebagainya.
#3. Kecerdasan Spiritual (SQ)
SQ merupakan kecerdasan jiwa. seluruh kehidupan batin manusia (yang terjadi dari perasaan, pikiran, angan-angan). Seperti kejujuran, adil, menghargai orang lain, kasih sayang, rendah hati, toleransi, empati, ramah dan sebagainya.
SQ juga berarti kemampuan seorang pemimpin untuk mengerti dan memaknai apa yang terjadi dalam pekerjaan dan kehidupan. SQ menjadi penting karena menjadi sumber bimbingan yang mengarahkan IQ dan EQ.
Cara meningkatkan IQ, EQ dan SQ
Ke tiga kecerdasan di atas dapat terbentuk melalui pendidikan di keluarga, sekolah dan lingkungan pergaulan. Kecerdasan dapat ditingkatkan dengan cara:
#1. IQ
IQ dapat ditingkatkan melalui belajar permainan, bermain alat musik, membaca buku, asupan makanan bergizi, istirahat cukup, menghilangkan rasa malas, berpikir positif dan melakukan aktivitas olahraga.
#2. EQ
EQ dapat dilatih dengan cara mengenali emosi diri sendiri, mengamati fluktuasi emosi, mengendalikan emosi, memberikan ekspresi emosi, motivasi diri sendiri, belajar mengenal emosi orang lain, pikiran terbuka dan sebagainya.
#3. SQ
Sedangkan meningkatkan SQ dengan cara memperbanyak mawas diri, mengenal tujuan hidup, tanggung jawab, kewajiban, tumbuhan kepedulian, kasih sayang, kedamaian, belajar mengambil hikmah, belajar bertahan dalam situasi sulit, hadapi tantangan dengan keberanian dan belajar kerja sama.
Pada masa sekolah merupakan masa emas untuk menyiapkan IQ, EQ dan SQ melalui kegiatan kesiswaan, misalnya OSIS (Organisasi Siswa Intra Sekolah), Pramuka, PMR (Palang Merah Remaja), klub olahraga, BEM (Badan Eksekutif mahasiswa), Senat Mahasiswa, Mapala (Mahasiswa Pecinta Alam), Menwa (Resimen Mahasiswa) dan sebagainya.
Siswa harus pintar membagi waktu antara sekolah dengan kegiatan. Jangan sampai kegiatan kesiswaan lebih dominan dibandingkan sekolah. Di beberapa perguruan tinggi bahkan mensyaratkan mahasiswa yang ikut dalam BEM atau Senat Mahasiswa adalah mereka yang mempunyai IP (Indeks Prestasi) tinggi.
Berikut ini beberapa keuntungan siswa atau mahasiswa terlibat dalam kegiatan sekolah atau kampus:
#1. Kepemimpinan
Kepemimpinan tidak dilahirkan atau bakat secara otomatis. Namun, harus dilatih sejak usia sekolah. Di sini ada tanggung jawab dan komitmen. Seorang pemimpin harus berjalan di depan dan mempunyai visi. Dapat membimbing dan mengarahkan teman-temannya.
#2. Pluralisme
Di lingkungan sekolah atau kampus biasanya terdiri banyak suku, agama dan ras. Dalam organisasi akan berlatih menghargai keberagaman dan hanya fokus pada tercapainya tujuan organisasi. Di sini dapat belajar untuk membuang kepentingan pribadi dan mengutamakan kepentingan yang lebih luas.
#3. Sosialisasi
Seorang pemimpin harus belajar bersosialisasi yaitu proses belajar seseorang dalam memahami nilai-nilai, moral dan budaya di lingkungan sekolah atau kampus. Dapat memahami kebiasaan yang positif, ikut aktif terlibat di dalamnya dan dapat menyesuaikan diri.
#4. Memimpin Rapat dan Mengeluarkan Pendapat
Di dalam organisasi akan banyak terjadi diskusi melalui rapat. Mereka dapat belajar memimpin rapat, belajar mengeluarkan pendapat, menghargai pendapat orang, menyusun resume dan membuat keputusan.
#5. Membuat Proposal
Sebelum membuat kegiatan maka terlebih dahulu membuat proposal. Proposal terdiri dari susunan panitia, pembagian tugas, bentuk kegiatan dan anggaran biaya. Untuk kegiatan besar biasanya melibatkan sponsor untuk penggalangan dana.
#6. Organisasi dan Komunikasi
Salah satu kepiawaian seorang pemimpin adalah bagaimana mempengaruhi orang lain untuk terlibat dalam kegiatan agar tujuan tercapai. Pemimpin organisasi penting mempunyai keahlian ini, dan itu dapat dimiliki dengan berlatih dalam organisasi.
***
Siswa atau mahasiswa yang aktif dalam organisasi sekolah, biasanya tidak akan mengalami kesulitan ketika masuk dunia kerja. Mereka sudah terbiasa bekerja sama dengan orang lain, menyusun rencana kerja, membuat anggaran, memimpin rapat, mengeluarkan pendapat, membagi tugas dan sebagainya.
Pengalaman dalam berorganisasi jika dibarengi dengan prestasi akademik akan mempercepat peningkatan karier. Jangan lupa ditambah dengan pengenalan akan Tuhan dengan benar agar apa yang dilakukan tidak menjadi sia-sia.
 Rujukan:
- kids.grid.id
- wartaekonomi.co.id
- dosenpsikologi.com
- bangsaku.web.id
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H